masih menjadi tanya
ketika kau hanya sekedar mengaca
menampakkan paras terjelita padaku
selalu menebar benih
ketika musim semi telah kemarau
hanya 'kan menjelma rerumputan liar
mengapa mendung tebal
kau tiraikan begitu rupa
rabunkan bintang yang ku haturkan
bukan kecil nyaliku
jatuhkan rasa pada ruangmu
sempatkanlah sedikit bagi hampamu
hingga aku bisa tunjukkan hampaku
perkenankan sejenak hampa kita bertaut
dalam ruang dan waktu yang terijinkan
...
Minggu, 16 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
wah-wah terus lah bersyair sobat semoga suatu hari anda menjadi ws rendra nya indonesia yang baru
Posting Komentar