Rabu, 29 Oktober 2008

Bangkitlah Pemuda

Sumber : www.cybermq.com
Oleh Andrie Wongso



Tanggal 28 Oktober kita kembali memperingati Hari Sumpah Pemuda. Tepat 80 tahun silam, beberapa pemuda dari berbagai golongan mencetuskan sumpah yang hingga kini, hampir kita semua menghapalinya. Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, itulah inti sumpah yang dianggap sebagai batu pancang persatuan bangsa yang kemudian mengantarkan Indonesia merdeka 17 tahun sesudahnya, yakni pada tahun 1945.

Pemuda memang harapan bangsa. Apalagi, jika ditilik lebih jauh ke belakang, Kebangkitan Nasional pun sebenarnya juga dipelopori oleh generasi muda, yang kala itu tergabung melalui organisasi Boedi Oetomo. Kini, 100 tahun pasca Kebangkitan Nasional dan 80 tahun Sumpah Pemuda, patut dipertanyakan apa peran para pemuda kali ini?

Reformasi tahun 1998 bisa dikatakan sebagai salah satu simbolisasi gerakan pemuda demi kebangkitan bangsa. Sayangnya, tak banyak perubahan yang terjadi pascakrisis moneter yang melanda beberapa bangsa di dunia. Saat negara lain-termasuk negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand-telah kembali pulih, bangsa ini sepertinya tak kunjung menemui jalan terang. Kalaupun ada sejumlah hal yang mengalami peningkatan, seperti pemberantasan korupsi atau menurunnya angka kemiskinan, hal itu belumlah terlalu signifikan dampaknya bagi kebangkitan bangsa. Lantas, apa sebenarnya yang membuat bangsa kita seolah tak segera mampu bangkit seperti bangsa lainnya?

Barangkali, satu survei yang baru-baru ini dilakukan oleh harian Media Indonesia bisa menjawab pertanyaan tersebut. Dari sekitar 480 responden pemuda yang tersebar di enam kota besar, Jakarta, Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Makasar, menyebut bahwa orang Indonesia cenderung malas bekerja. Jumlah yang meyakini orang Indonesia sebagai golongan pemalas mencapai 58,3 persen. Sedangkan yang menyebut orang Indonesia rajin hanya 33,8 persen, dan sisanya mengaku tidak tahu. Jika benar hitungan ini, sungguh merupakan hal yang sangat merugikan kita sebagai bangsa yang besar, subur, dan kaya raya ini.

Sikap malas merupakan salah satu bentuk kemiskinan mental yang akan membuat kita terpuruk dalam jurang ketakberdayaan. Sebaliknya, sikap rajin akan mempercepat langkah untuk segera bangkit dari keterpurukan. Dan ini dibuktikan oleh beberapa negara yang sudah bangkit dari krisis seperti Korea Selatan. Di negeri ginseng itu budaya kerjanya sudah sangat cepat, teratur, disiplin, dan jauh dari kesan pemalas.

Memang, meski hasil survei tersebut tak bisa dikatakan mewakili hal sesungguhnya, tapi setidaknya angka-angka itu menjadi cerminan diri kita sebagai bangsa. Dan, seharusnya pula hal itu bisa kita jadikan sarana evaluasi bersama. Sudahkah kita, sebagai pribadi, punya sikap kaya mental? Sudahkah kita sebagai pemuda harapan bangsa, tak lagi memiliki sikap suka menunda-nunda? Sebab, hanya dengan memulai dari diri sendirilah kita akan mampu bangkit.

Karena itulah, menyambut peringatan Sumpah Pemuda ke-80 ini, mari kita kembangkan sikap kaya mental pada diri masing-masing. Gali dan terus kembangkan potensi demi kemajuan diri dan bangsa Indonesia.

Bosan kita menderita! Saatnya bersama, bersatu bangun Indonesia!!!

Selasa, 28 Oktober 2008

AKU UNTUK YANG TERPILIH

Sudahkah saatnya tiba
melepas beban
ringankan benak
berbagi peluh mengharumkan hampa
melukis langit
menghantarkan asa

Tepatkah waktunya menepi
sandarkan letih
di peraduan terakhir
mengikat bimbang jadi kesungguhan
usaikan kelana tak berujung
melabuhkan biduk kecil
pada dermaga terpilih
dan jadikannya terindah

...

Nobody's perfect

Tidak ada seorang pun yang sempurna
karena itu pensil dilengkapi penghapus

...

JIKA ...

( dari Yahya bin Muadz ra )

Jika tidak bisa memberi manfaat
janganlah memberi mudharat

Jika tidak bisa membahagiakan
janganlah membuat sedih

Jika tidak bisa memuji
janganlah mencaci

...

KENYATAAN DALAM DUNIA FANTASI

KOIL ft. THE ROCK

Nasionalisme..
Di negara ini kita hidup dan bekerja
Di negara ini kita makan dan berbahagia
Di tanah yang indah ini bersemilah cintamu yang abadi
Di negara busuk ini kita tersenyum pedih

Kita membicarakan kenyataan
Dalam dunia yang tak kumengerti
Kita membicarakan kepasrahan
Dalam spektrum yang hitam dan putih
Kita merasa benar-benar pintar
Memasyarakatkan kebodohan ini
Kita membicarakan kenyataaan dalam dunia fantasi

Dalam dunia fantasi...
Aku tak butuh pengertianmu...
Aku bukan bagian dari sejarah yang kau tulis
Kau bingkiskan untuk anak dan cucumu
Aku tak butuh penjelasanmu...
Aku bukan bagian dari kebanggaan
Yang membuat kita tak berpenghasilan

Nasionalisme adalah tempat tinggal yang kita bela
Nasionalisme untuk negara ini adalah pertanyaan
Nasionalisme untuk negara ini menuju kehancuran
Nasionalisme menuntun bangsa kami menuju kehancuran

Nasionalisme…
Nasionalisme…
Nasionalisme…

Untuk negara ini adalah pertanyaan

Nasionalisme…
Nasionalisme…
Nasionalisme…

Menuntun bangsa kami menuju kehancuran

...

LASKAR PELANGI

NIDJI

Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya

Laskar pelangi
takkan terikat waktu
bebaskan mimpimu di angkasa
warnai bintang di jiwa

Menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada yang kuasa
cinta kita di dunia .. selamanya

Cinta kepada hidup
memberikan senyuman abadi
walau hidup kadang tak adil
tapi cinta lengkapi kita

Laskar pelangi
takkan terikat waktu
jangan berhenti mewarnai
jutaan mimpi di bumi

...

Senin, 13 Oktober 2008

BILA KAU DISINI

Bilakah engkau disini bersamaku
sungguh hadir disisiku
bercerita tentang semua perjalanan hidup
berbagi kisah suka dan duka
berbagi senyum dan haru
berdua menyelami lautan hati
mencoba memahami diriku dirimu
dalam lingkaran pengertian
biarkan semuanya mengalir
bagai air yang 'kan menuju muaranya
menjalani setiap detik pertemuan
dengan sepenuh hati
melalui setiap perjumpaan
dengan setulus hati
menikmati apa yang terasa dalam hati
berharap yang terindah dan terbaik
'kan teranugerahkan untuk kita
... semoga

TERBIT KEMBALI

seolah terbit kembali matahari itu
lama tenggelam dalam bayangan lara
memandang kembali luasnya langit
masih ada jalan terbentang
mengambil nafas baru
bergegas melangkah pasti
kerikil 'kan tentu ada menghambat langkah
namun kuatkan diri ini 'tuk singkirkan aral itu
berbekal doa upaya dan tawakal
aku 'kan terus melaju
menggapai asa yang tertunda
menjadikannya kenyataan yang terindah
meraih keinginan yang terpendam
mewujudkannya dalam genggaman
aku tahu aku mampu
aku yakin aku bisa
untuk melakukan yang terbaik



Kamis, 09 Oktober 2008

BERSYUKUR

rumahku tak semegah rumahmu
namun ku bersyukur
ada tempat berteduh dari panas dan hujan

pakaianku tak sebagus pakaianmu
namun ku bersyukur
tubuhku ini masihlah terlindungi

ragaku tak segagah ragamu
namun ku bersyukur
diberikan daya 'tuk beraktifitas

rangkai kataku tak seindah rangkai katamu
namun ku bersyukur
mampu ungkapkan apa yang kurasa

Mensyukuri apa yang diberikan
menikmati apa yang dianugerahkan
memaksimalkan diri
untuk melakukan yang terbaik

KAU HIDUPKAN HAMPAKU

Diam mu adalah samudera
begitu tenang dan kagumkan ku

Senyum mu adalah langit
begitu indah dan birukan ku

Pesan mu adalah udara
begitu sejuk dan segarkan ku

Wujud mu adalah anugerah
begitu lembut dan takhlukan ku

Hadirmu adalah bunga
begitu pesona dan hidupkan hampaku

...

HONEY

Ku ingin waktu berhenti
saat kau ada bersamaku
tak ingin ku lewatkan
sedetikpun kehilanganmu
kau perangkap aku
dalam lingkar pesonamu
kau memasung langkahku tetap disini
melumpuhkan segenap sendi hatiku
aku pernah mendengar
cerita bidadari yang mengagumkan
aku pernah membaca
kisah cinderella yang memesonakan
namun kau lebih dari bidadari
kau lebih dari seorang cinderella
karena kau bukan hanya sebentuk cerita
kau tiada sebatas kisah
kau wujud nyata di hadapanku
kau wujud nyata dalam kenyataanku

...

Rabu, 08 Oktober 2008

RAPUH

jejak asa tak jua membumi
menjadikan tanya
relung benak terasah tumpul
kian tanpa kekang
merisau resah alunkan nyanyian sumbang
menipu apa yang terasakan
kabarkan bulan aku mengigau
mengayuh keluh kesah
memeluk angin haluan
memijakkan kaki ini
pada ranah yang semestinya
Related Posts with Thumbnails