pagi ini begitu senja
tatkala mentari terpagut mendung tebal
hijau pun mendongak mengangguk
ketika pepohonan terbius hempasan angin
sesekali gelegar langit terdengar
jadi hentakan di sela turunnya hujan
penawar rindu bagi gersangnya ranah pijakan
menautkan retak menyatu perlahan
bertemu kembali dua sisi
yang sempat terpisahkan
suasana pagi ini terlukis mengesankan
senandung syahdu hati yang merindu
bersama hujan ku titipkan asa yang terindah
...
Rabu, 19 November 2008
PUISI KU
mengutus sebentuk puisi
perwujudan ungkapan hati
pengganti hadirnya diri
utarakan pendam ingin selama ini
mewakilkan diri pada sekian kata tertuliskan
rangkuman getar rasaku padamu
berharap tersampaikan maksud hati terdalam
memanggil hati kecilmu
sudi luangkan waktu 'tuk pahami inginku
puisi ku bukanlah sepenuh adanya diriku
hanya simpulan denyut rasa
yang sanggup ku jelmakan jadi rangkaian kata
perwujudan ungkapan hati
pengganti hadirnya diri
utarakan pendam ingin selama ini
mewakilkan diri pada sekian kata tertuliskan
rangkuman getar rasaku padamu
berharap tersampaikan maksud hati terdalam
memanggil hati kecilmu
sudi luangkan waktu 'tuk pahami inginku
puisi ku bukanlah sepenuh adanya diriku
hanya simpulan denyut rasa
yang sanggup ku jelmakan jadi rangkaian kata
SATU TITIK DI BAWAH LANGIT
disini sendiri
mencoba menepikan diri
berteman tajam mata elang menelanjangi
bertahta pada karang
masih tangguh melawan ombak
menghitung buih lautan lalu lalang tanpa lelah
terpayungi sang awan pada luas langit
menundukkan tinggiku merendahkan angkuh
tanpa perintah kristal air pada mata menggenang
terlalu ku liarkan diriku
terlalu ku buramkan cahayaku
terlalu ku benarkan sombongku
takkan bisa ku merengkuh semua
takkan mampu ku sempurna
karena aku hanyalah satu titik di bawah langit
mencoba menepikan diri
berteman tajam mata elang menelanjangi
bertahta pada karang
masih tangguh melawan ombak
menghitung buih lautan lalu lalang tanpa lelah
terpayungi sang awan pada luas langit
menundukkan tinggiku merendahkan angkuh
tanpa perintah kristal air pada mata menggenang
terlalu ku liarkan diriku
terlalu ku buramkan cahayaku
terlalu ku benarkan sombongku
takkan bisa ku merengkuh semua
takkan mampu ku sempurna
karena aku hanyalah satu titik di bawah langit
Selasa, 18 November 2008
YANG TERLEWATKAN
SHEILA ON 7
Kemana kau selama ini
bidadari yang ku nanti
kenapa baru sekarang
kita dipertemukan
Sesal takkan tiada arti
karna semua tlah terjadi
kini kau tlah menjalani
sisa hidup dengannya
Mungkin salahku melewatkanmu
tak mencarimu sepenuh hati
maafkan aku
Kesalahanku melewatkanmu
hingga kau kini dengan yang lain
maafkan aku
Jika berulang kembali
kau tak akan terlewati
segenap hati ku cari
dimana kau berada ...
Mungkin salahku melewatkanmu
tak mencarimu sepenuh hati
maafkan aku
Kesalahanku melewatkanmu
hingga kau kini dengan yang lain
maafkan aku
walau ku terlambat
kau tetap yang terhebat
melihatmu .. mendengarmu
kaulah yang terhebat
...
Kemana kau selama ini
bidadari yang ku nanti
kenapa baru sekarang
kita dipertemukan
Sesal takkan tiada arti
karna semua tlah terjadi
kini kau tlah menjalani
sisa hidup dengannya
Mungkin salahku melewatkanmu
tak mencarimu sepenuh hati
maafkan aku
Kesalahanku melewatkanmu
hingga kau kini dengan yang lain
maafkan aku
Jika berulang kembali
kau tak akan terlewati
segenap hati ku cari
dimana kau berada ...
Mungkin salahku melewatkanmu
tak mencarimu sepenuh hati
maafkan aku
Kesalahanku melewatkanmu
hingga kau kini dengan yang lain
maafkan aku
walau ku terlambat
kau tetap yang terhebat
melihatmu .. mendengarmu
kaulah yang terhebat
...
MELEPASMU
DRIVE
Tak mungkin menyalahkan waktu
tak mungkin menyalahkan keadaan
kau datang di saat ku membutuhkanmu
dari masalah hidupku bersamanya
Semakin ku menyayangimu
semakin ku harus melepasmu dari hidupku
tak ingin lukai hatimu lebih dari ini
kita tak mungkin trus bersama
Suatu saat nanti kau ‘kan dapatkan
seorang yang akan dampingi hidupmu
biarkan ini menjadi kenangan
dua hati yang tak pernah menyatu
Semakin ku menyayangimu
semakin ku harus melepasmu dari hidupku
tak ingin lukai hatimu lebih dari ini
kita tak mungkin trus bersama
Maafkan aku yang biarkanmu
masuk ke dalam hidupku ini
maafkan aku yang harus melepasmu
walau ku tak ingin
Semakin ku menyayangimu
semakin ku harus melepasmu dari hidupku
tak ingin lukai hatimu lebih dari ini
kita tak mungkin trus bersama
Semakin terasa cintamu
semakin ku harus melepasmu dari hidupku
tak ingin lukai hatimu lebih dari ini
kita tak mungkin trus bersama
I will let you go ...
Tak mungkin menyalahkan waktu
tak mungkin menyalahkan keadaan
kau datang di saat ku membutuhkanmu
dari masalah hidupku bersamanya
Semakin ku menyayangimu
semakin ku harus melepasmu dari hidupku
tak ingin lukai hatimu lebih dari ini
kita tak mungkin trus bersama
Suatu saat nanti kau ‘kan dapatkan
seorang yang akan dampingi hidupmu
biarkan ini menjadi kenangan
dua hati yang tak pernah menyatu
Semakin ku menyayangimu
semakin ku harus melepasmu dari hidupku
tak ingin lukai hatimu lebih dari ini
kita tak mungkin trus bersama
Maafkan aku yang biarkanmu
masuk ke dalam hidupku ini
maafkan aku yang harus melepasmu
walau ku tak ingin
Semakin ku menyayangimu
semakin ku harus melepasmu dari hidupku
tak ingin lukai hatimu lebih dari ini
kita tak mungkin trus bersama
Semakin terasa cintamu
semakin ku harus melepasmu dari hidupku
tak ingin lukai hatimu lebih dari ini
kita tak mungkin trus bersama
I will let you go ...
HARMONY
PADI
Aku mengenal dikau
tlah cukup lama separuh usiaku
namun begitu banyak
pelajaran yang aku terima
Kau membuatku mengerti hidup ini
kita terlahir bagai selembar kertas putih
tinggal ku lukis dengan tinta pesan damai
dan terwujud harmoni
Segala kebaikan
takkan terhapus oleh kepahitan
ku lapangkan resah jiwa
karna ku percaya kan berujung indah
Kau membuatku mengerti hidup ini
kita terlahir bagai selembar kertas putih
tinggal ku lukis dengan tinta pesan damai
dan terwujud harmoni
harmoni .. harmoni .. harmoni
Aku mengenal dikau
tlah cukup lama separuh usiaku
namun begitu banyak
pelajaran yang aku terima
Kau membuatku mengerti hidup ini
kita terlahir bagai selembar kertas putih
tinggal ku lukis dengan tinta pesan damai
dan terwujud harmoni
Segala kebaikan
takkan terhapus oleh kepahitan
ku lapangkan resah jiwa
karna ku percaya kan berujung indah
Kau membuatku mengerti hidup ini
kita terlahir bagai selembar kertas putih
tinggal ku lukis dengan tinta pesan damai
dan terwujud harmoni
harmoni .. harmoni .. harmoni
Senin, 17 November 2008
TERIMA KASIH CINTA
sungguhku mengindahkan dirimu
runtuhkan ego 'tuk memilih sendiri
sentuhan lembut sang bayu
menghantarku berlabuh
pada dermaga elokmu
hadirmu takjubkan hatiku
tuturmu sahaja bernas bijak
alirkan kedamaian
begitu santun lakumu membawa diri
menjaga indahmu beraura
terima hatimu 'kan diriku tuk bersamaku
menapak langkah baru
lapang ruang rasamu
kau ikhlaskan 'tuk ku singgahi
bukan hanya sejenak
namun hingga akhir waktu
terima kasih cinta
karena kau mencintaiku
runtuhkan ego 'tuk memilih sendiri
sentuhan lembut sang bayu
menghantarku berlabuh
pada dermaga elokmu
hadirmu takjubkan hatiku
tuturmu sahaja bernas bijak
alirkan kedamaian
begitu santun lakumu membawa diri
menjaga indahmu beraura
terima hatimu 'kan diriku tuk bersamaku
menapak langkah baru
lapang ruang rasamu
kau ikhlaskan 'tuk ku singgahi
bukan hanya sejenak
namun hingga akhir waktu
terima kasih cinta
karena kau mencintaiku
Minggu, 16 November 2008
RUANG CINTA
masih menjadi tanya
ketika kau hanya sekedar mengaca
menampakkan paras terjelita padaku
selalu menebar benih
ketika musim semi telah kemarau
hanya 'kan menjelma rerumputan liar
mengapa mendung tebal
kau tiraikan begitu rupa
rabunkan bintang yang ku haturkan
bukan kecil nyaliku
jatuhkan rasa pada ruangmu
sempatkanlah sedikit bagi hampamu
hingga aku bisa tunjukkan hampaku
perkenankan sejenak hampa kita bertaut
dalam ruang dan waktu yang terijinkan
...
ketika kau hanya sekedar mengaca
menampakkan paras terjelita padaku
selalu menebar benih
ketika musim semi telah kemarau
hanya 'kan menjelma rerumputan liar
mengapa mendung tebal
kau tiraikan begitu rupa
rabunkan bintang yang ku haturkan
bukan kecil nyaliku
jatuhkan rasa pada ruangmu
sempatkanlah sedikit bagi hampamu
hingga aku bisa tunjukkan hampaku
perkenankan sejenak hampa kita bertaut
dalam ruang dan waktu yang terijinkan
...
Sabtu, 15 November 2008
MAAFKU
maafkan jenuhku
hentikan asamu
maafkan penatku
menunda karyamu
maafkan letihku
hancurkan senyummu
tunggulah aku
tetaplah disitu
atau lanjutkan semua
tanpa diriku
percaya padaku takkan membatu
percaya aku cairkan beku ini
aku masih untukmu
hanya butuh waktu 'tuk berpijar kembali
hentikan asamu
maafkan penatku
menunda karyamu
maafkan letihku
hancurkan senyummu
tunggulah aku
tetaplah disitu
atau lanjutkan semua
tanpa diriku
percaya padaku takkan membatu
percaya aku cairkan beku ini
aku masih untukmu
hanya butuh waktu 'tuk berpijar kembali
KEMILAU
arahku menghalau kicauan sumbang
tertampar angin meluruhku sejenak
retak langit pagi terpercik sinar kelabu
takkan menutup ruang
relakan celah terbuka
menusuk penatnya pijar tak berufuk
lelah menghajar segenapku
sempat urungkan langkah melaju
tercium bau harum membimbingku
perlahan bangkitkanku
tercengang menatap kemilau disana
menautkan puing diri berserakan
menggenapkan diri
meraih apa yang semestinya diraih
'tuk memagut kemilau itu
tertampar angin meluruhku sejenak
retak langit pagi terpercik sinar kelabu
takkan menutup ruang
relakan celah terbuka
menusuk penatnya pijar tak berufuk
lelah menghajar segenapku
sempat urungkan langkah melaju
tercium bau harum membimbingku
perlahan bangkitkanku
tercengang menatap kemilau disana
menautkan puing diri berserakan
menggenapkan diri
meraih apa yang semestinya diraih
'tuk memagut kemilau itu
Jumat, 14 November 2008
JABAL MAGNET
Orang sering menyebut "Keajaiban Dunia" adalah Menara Eiffel di Perancis, Piramid Giza di Mesir, Taj Mahal di India, Menara Miring "Pisa" di Italia, Patung Liberty di Amerika, Tembok Besar Tiongkok di China, atau lainnya.
Tapi, nama "Jabal Magnet" (Bukit Magnet) yang setiap musim haji selalu dikunjungi jutaan manusia dari berbagai belahan dunia yang sedang menunaikan haji, agaknya tak pernah masuk hitungan.
Konon, "Bukit Magnet" yang terletak sekitar 30 kilometer arah utara kota Madinah itu diketahui setelah ada pesawat terbang yang melintasi kawasan itu, tiba-tiba kecepatan pesawat berkurang dengan sendirinya.
Selain itu, otoritas Saudi Geological Survey (SGS) pada tahun 1999 sempat dikejutkan dengan adanya aktivitas swarm (gempa kecil terus-menerus) di Harrah Rahat yang merupakan pertanda naiknya sejumlah besar magma.
Bahkan, di sekitar Madinah diketahui ada kegempaan aktif di Harrah Rahat, yang sangat dimungkinkan terjadinya migrasi magma dan sebagian di antaranya diduga menyusup ke bawah Jabal Magnet, sehingga muncul "medan magnet" (daya tarik bumi) di kawasan itu.
"Saat ini, di Jabal Magnet yang merupakan kawasan padang pasir yang tandus tapi penuh dengan pohon, semak, dan bukit batu itu sudah banyak tenda yang sering dipakai masyarakat Madinah untuk berlibur," kata warga mukimin asal Indonesia, Suhendi, kepada wartawan ANTARA News yang meliput di Madinah.
Setiap Kamis sore atau malam Jumat, katanya, suasana di Jabal Magnet terlihat ramai dengan masyarakat Madinah yang bercengkerama bersama anak-anak, saudara, dan kawan-kawannya.
"Pemerintah Arab Saudi sudah membangun fasilitas mainan dan tempat berteduh di kawasan Jabal Magnet yang merupakan jalan buntu, karena Jabal Magnet memang tidak ada jalan tembus, sehingga pergi dan pulang pun hanya tinggal memutar di bundaran Jabal Magnet," katanya.
Warga Madinah yang ingin melakukan perkemahan atau sekadar jalan-jalan, katanya, sering juga membawa tenda sendiri dengan membawa makanan sendiri. "Di masa dahulu, wilayah itu merupakan tempat uzlah atau menyepi bagi mereka yang ingin menenangkan diri," katanya.
Lantas, apa "keajaiban" dari Jabal Magnet itu sendiri ?! Keajaiban Jabal Magnet itu terasa dari adanya tarikan "medan magnet" (daya tarik bumi) saat pulang dari kawasan tandus itu, karena mobil akan melaju kencang dengan sendirinya dalam kecepatan 120 kilometer/jam, meski mesin mobil dimatikan.
Namun, keajaiban "Tanah Suci" itu hanya berlangsung sekira 2-3 kilometer dari arah kepulangan dari "Jabal Magnet" yang saat datang ke lokasi itu justru sebaliknya yakni mengalami dorongan berat untuk tiba di lokasi itu.
"Geligi mesin harus dikurangi hingga 1-2 geligi saat menuju ke jabal itu, karena perjalanan ke Jabal Magnet terasa berat," kata pengemudi asal Sampang, Madura yang juga mukimin, Sappak Suliy.
Tapi, jangan berharap dapat sampai ke lokasi itu dengan menanyakan kepada warga Madinah bila menyebut nama "Jabal Magnet" karena nama dari salah satu lokasi ziarah/kunjungan/wisata di Madinah itu tidak akrab di telinga masyarakat Madinah sendiri.
"Saya harus berputar-putar sekitar tiga jam untuk mengantarkan tim MCH (Media Center Haji) Daker (Daerah Kerja) Madinah," kata Sappak Suliy yang mengemudikan mobil tim MCH Daker Madinah itu setelah berkeliling mencari lokasi itu (11/11).
Bahkan, Sappak harus bertanya kepada enam warga Madinah yang ditemui untuk menunjukkan salah satu lokasi ziarah favorit bagi jemaah haji Indonesia itu, sehingga sembilan jurnalis yang diantar hampir saja putus asa.
Namun, ketika sempat berhenti untuk bertanya kepada seseorang di madrasah Jamiyah Islamiyah, Madinah, akhirnya warga Pakistan yang juga "mukimin" menyebut nama lain.
"Orang itu menyebut Jabal Magnet itu dengan Mantiqotul Baido (Tanah atau Perkampungan Putih) dengan menunjukkan arah dari Masjid Qiblatain berbelok ke kiri, kemudian melaju ke arah Jabal Uhud," katanya.
Dari Jabal Uhud, katanya, rombonngan diminta mengambil posisi berbelok ke kiri ke arah kota Tabuk hingga sampai ke bundaran jalan yang terakhir, kemudian berbelok kanan hingga beberapa kilometer akan tiba ke jalan buntu di kawasan bebukitan yang dikenal jemaah haji Indonesia sebagai "Jabal Magnet" itu.
Di lokasi yang berjarak 30 kilometer dari kota Madinah itu, pedagang di kawasan itu, Muhammad, mengaku jemaah haji Indonesia memang banyak yang mengunjungi "Jabal Magnet" selama musim haji.
"Banyak jemaah haji Indonesia yang datang ke sini sejak pagi hingga siang," kata pedagang minyak wangi itu.
Jalan menuju lokasi itu pun tak kalah menariknya, karena ada hamparan perkebunan kurma di sepanjang perjalanan dan bila tiba di padang pasir yang tandus akan terlihat sekelompok unta yang berlalu-lalang dari kejauhan.
Hingga kini, belum diketahui secara jelas hubungan antara magnet dengan laju kendaraan, karena batu yang mengandung biji magnet itu diduga berada di bawah permukaan jalan yang dilewati, bukan di dalam bukit.
Alasannya, bila medan magnet ada bebukitan tentu semakin mendekati bukit akan semakin kuat daya tariknya, sehingga kendaraan dapat menempel di bebukitan, namun medan magnet tampaknya ada dalam radius 3-4 kilometer saja.
Tentu, keajaiban dunia di utara Madinah itu bukan isapan jempol, karena jutaan orang dari berbagai belahan dunia sudah membuktikan kebenarannya, namun Jabal Magnet agaknya perlu penelitian lanjutan. (ant/ya)
Sumber : republika.co.id
JAMIL AZZAINI
Jamil Azzaini adalah seorang trainer sekaligus Inspirator. Rekan-rekannya menyebut sebagai Inspirator Sukses Mulia. Julukan itu muncul didasari oleh kepiawaiannya mendorong orang untuk selalu meraih sukses sekaligus kemuliaan hidup. Mula-mula ia memberikan training atasnama pribadi, naming sejak tahun 2004 ia bergabung dan mengembangkan PT. Kubik Kreasi Sisilain bersama Farid Poniman dan Indrawan Nugroho yang telah merintis usaha itu sejak tahun 1999. Bersama dua rekannya ini pula ia menulis buku ‘Kubik Leadership’ di akhir tahun 2005 dan hingga kini sudah naik cetak enam kali.
Pria kelahiran Purworejo Jawa Tengah, 09 Agustus 1968 ini menempuh jenjang pendidikan formal strata satu (S-1) dan (S-2) di Institut Pertanian Bogor. Sejak tahun 1995, Jamil Azzaini juga menjadi pembicara publik dengan berbagai tema, khususnya pengembangan diri, kewirausahaan, dan pemberdayaan masyarakat.
Namun sejak tahun 2004, Jamil fokus memberikan training maupun pencerahan Kubik Leadership di berbagai perusahaan atau instansi di Brunei Darussalam, Philipina, Hongkong, dan Makao. Di Indonesia ia menjadi trainer langganan untuk Bank Indonesia, Bank Mandiri, BNI 46, Bank Niaga, Bank BTN, Bank DKI, Telkom, perusahaan Gas Negara, Samudera Indonesia, Jasa Raharja, Jiwasraya, Elnusa, Bakrie & Brothers, Bakrie Telecom, Perum Peruri, Pama Persada, Pupuk Kaltim, Pelindo 2, Holcim, Sucofindo, Lido Resort, ACT, HM. Sampoerna, Jakarta International Container Terminal (JICT), Good Year, Permodalan Nasional Madani, Adhi Karya, Tunas Toyota, dan puluhan perusahaan lainnya.
Keinginannya untuk memutus rantai kemiskinan diwujudkan dengan bergabung Dompet Dhuafa Republika selama 11 tahun. Beberapa program di Dompet Dhuafa Republika yang ditangani dan menginspirasi banyak orang antara lain; Baitul Maal wat Tamwil, Tebar Hewan Kurban, Masyarakat Mandiri.
Selain itu, bersama kakak kandungnya, Jamil Azzaini juga mendirikan sekolah murah tingkat menengah di Lampung. Saat ini muridnya lebih dari seribu orang. Jamil juga mendirikan Pesantren Wirausaha Agribisnis Abdurrahman bin Auf secara cuma-cuma di Klaten Jawa Tengah.
Sumber : jamil.niriah.com
Pria kelahiran Purworejo Jawa Tengah, 09 Agustus 1968 ini menempuh jenjang pendidikan formal strata satu (S-1) dan (S-2) di Institut Pertanian Bogor. Sejak tahun 1995, Jamil Azzaini juga menjadi pembicara publik dengan berbagai tema, khususnya pengembangan diri, kewirausahaan, dan pemberdayaan masyarakat.
Namun sejak tahun 2004, Jamil fokus memberikan training maupun pencerahan Kubik Leadership di berbagai perusahaan atau instansi di Brunei Darussalam, Philipina, Hongkong, dan Makao. Di Indonesia ia menjadi trainer langganan untuk Bank Indonesia, Bank Mandiri, BNI 46, Bank Niaga, Bank BTN, Bank DKI, Telkom, perusahaan Gas Negara, Samudera Indonesia, Jasa Raharja, Jiwasraya, Elnusa, Bakrie & Brothers, Bakrie Telecom, Perum Peruri, Pama Persada, Pupuk Kaltim, Pelindo 2, Holcim, Sucofindo, Lido Resort, ACT, HM. Sampoerna, Jakarta International Container Terminal (JICT), Good Year, Permodalan Nasional Madani, Adhi Karya, Tunas Toyota, dan puluhan perusahaan lainnya.
Keinginannya untuk memutus rantai kemiskinan diwujudkan dengan bergabung Dompet Dhuafa Republika selama 11 tahun. Beberapa program di Dompet Dhuafa Republika yang ditangani dan menginspirasi banyak orang antara lain; Baitul Maal wat Tamwil, Tebar Hewan Kurban, Masyarakat Mandiri.
Selain itu, bersama kakak kandungnya, Jamil Azzaini juga mendirikan sekolah murah tingkat menengah di Lampung. Saat ini muridnya lebih dari seribu orang. Jamil juga mendirikan Pesantren Wirausaha Agribisnis Abdurrahman bin Auf secara cuma-cuma di Klaten Jawa Tengah.
Sumber : jamil.niriah.com
Kalimat Bijak
Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat untuk orang lain (Muhammad saw)
Manusia tidak menjadi terhormat atas apa yang ia terima. Kehormatan diberikan kepada orang yang memberi (Calvin Coolidge)
Sembilan puluh sembilan persen kegagalan akan menimpa orang-orang yang memiliki kebiasaan membuat-buat alasan (G. Washington)
Setidaknya ada dua cara menyebarkan cahaya: Menjadi lilin atau menjadi kaca yang memantulkan cahaya (Edith Warthon)
Saya hanyalah satu, dan tetap satu. Saya tak bisa melakukan segala hal tetapi saya bisa melakukan beberapa hal. Dan karena saya tidak bisa melakukan segala-galanya, saya tidak akan menolak melakukan hal yang saya bisa (E.E Hall)
Orang yang kehilangan kekayaannya, kehilangan banyak. Orang yang kehilangan teman, kehilangan lebih banyak lagi. Tetapi ia yang kehilangan keberanian kehilangan segala-galanya (M.De Cervantes)
Kata-katamu berbicara. Apa yang kamu kerjakan juga berbicara. Tetapi apa yang kau kerjakan berbicara lebih keras daripada apa yang kau ucapkan (John C.Maxwell)
Sumber : jamil.niriah.com
Manusia tidak menjadi terhormat atas apa yang ia terima. Kehormatan diberikan kepada orang yang memberi (Calvin Coolidge)
Sembilan puluh sembilan persen kegagalan akan menimpa orang-orang yang memiliki kebiasaan membuat-buat alasan (G. Washington)
Setidaknya ada dua cara menyebarkan cahaya: Menjadi lilin atau menjadi kaca yang memantulkan cahaya (Edith Warthon)
Saya hanyalah satu, dan tetap satu. Saya tak bisa melakukan segala hal tetapi saya bisa melakukan beberapa hal. Dan karena saya tidak bisa melakukan segala-galanya, saya tidak akan menolak melakukan hal yang saya bisa (E.E Hall)
Orang yang kehilangan kekayaannya, kehilangan banyak. Orang yang kehilangan teman, kehilangan lebih banyak lagi. Tetapi ia yang kehilangan keberanian kehilangan segala-galanya (M.De Cervantes)
Kata-katamu berbicara. Apa yang kamu kerjakan juga berbicara. Tetapi apa yang kau kerjakan berbicara lebih keras daripada apa yang kau ucapkan (John C.Maxwell)
Sumber : jamil.niriah.com
TANGISAN ITU
mendengar lagi tangismu
pecahkan kaca berkarat
bangunkan semua penghuni kediaman sunyi
mengurung dalam lembah tak bertelinga
riuh begitu riuh
mengalir nadi seperti dulu
berdenyut nan selaras
sematkan senyum di pelupuk sendu
berderai tawa
benar-benar sebentuk tawa
ceria dari dasar hati
penghujan di saat gersang
pecahkan kaca berkarat
bangunkan semua penghuni kediaman sunyi
mengurung dalam lembah tak bertelinga
riuh begitu riuh
mengalir nadi seperti dulu
berdenyut nan selaras
sematkan senyum di pelupuk sendu
berderai tawa
benar-benar sebentuk tawa
ceria dari dasar hati
penghujan di saat gersang
TAK INGIN TERBENAM
mengiyakan ingin
meski hati berpaling
membelah telaga
di tengah rimbun ilalang
temukan kembali
diri yang menghilang
bukan bintang yang aku kenang
hanya tenang yang jadi damba
tak inginkan puja buat terlupa
menggariskan diri
dalam kanvas buana
menorehkan titik
dalam tiupan nafas
meski hati berpaling
membelah telaga
di tengah rimbun ilalang
temukan kembali
diri yang menghilang
bukan bintang yang aku kenang
hanya tenang yang jadi damba
tak inginkan puja buat terlupa
menggariskan diri
dalam kanvas buana
menorehkan titik
dalam tiupan nafas
MALAIKAT JUGA TAHU
DEWI LESTARI
Lelahmu jadi lelahku juga
bahagiamu bahagiaku pasti
berbagi takdir kita selalu
kecuali tiap kau jatuh hati
Kali ini hampir habis dayaku
membuktikan padamu ada cinta yang nyata
setia hadir setiap hari
tak tega biarkan kau sendiri
meski seringkali kau malah asyik sendiri
Karena kau tak lihat
terkadang malaikat tak bersayap
tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
malaikat juga tahu
siapa yang jadi juaranya
Hampamu takkan hilang semalam
oleh pacar impian tetapi kesempatan
untukku yang mungkin tak sempurna
tapi siap untuk diuji
ku percaya diri cintakulah yang sejati
Namun tak kau lihat
terkadang malaikat tak bersayap
tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
malaikat juga tahu
siapa yang jadi juaranya
Kau selalu meminta terus kutemani
dan kau s'lalu bercanda andai wajahku diganti
melarangku pergi karena tak sanggup sendiri
Namun tak kau lihat
terkadang malaikat tak bersayap
tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
malaikat juga tahu
aku kan jadi juaranya
Lelahmu jadi lelahku juga
bahagiamu bahagiaku pasti
berbagi takdir kita selalu
kecuali tiap kau jatuh hati
Kali ini hampir habis dayaku
membuktikan padamu ada cinta yang nyata
setia hadir setiap hari
tak tega biarkan kau sendiri
meski seringkali kau malah asyik sendiri
Karena kau tak lihat
terkadang malaikat tak bersayap
tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
malaikat juga tahu
siapa yang jadi juaranya
Hampamu takkan hilang semalam
oleh pacar impian tetapi kesempatan
untukku yang mungkin tak sempurna
tapi siap untuk diuji
ku percaya diri cintakulah yang sejati
Namun tak kau lihat
terkadang malaikat tak bersayap
tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
malaikat juga tahu
siapa yang jadi juaranya
Kau selalu meminta terus kutemani
dan kau s'lalu bercanda andai wajahku diganti
melarangku pergi karena tak sanggup sendiri
Namun tak kau lihat
terkadang malaikat tak bersayap
tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
malaikat juga tahu
aku kan jadi juaranya
KEPOMPONG
SIND3NTOSCA
Dulu kita sahabat
dengan begitu hangat
mengalahkan sinar mentari
Dulu kita sahabat
berteman bagai ulat
berharap jadi kupu-kupu
Kini kita berjalan berjauh-jauhan
kau jauhi diriku karena sesuatu
mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan
namun itu karena ku sayang
Persahabatan bagai kepompong
mengubah ulat menjadi kupu-kupu
persahabatan bagai kepompong
hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
maklumi teman hadapi perbedaan
persahabatan bagai kepompong
na na na na na..
Semua yang berlalu
biarkanlah berlalu
seperti hangatnya mentari
Siang berganti malam
sembunyikan sinarnya
hingga dia bersinar lagi
...
Dulu kita sahabat
dengan begitu hangat
mengalahkan sinar mentari
Dulu kita sahabat
berteman bagai ulat
berharap jadi kupu-kupu
Kini kita berjalan berjauh-jauhan
kau jauhi diriku karena sesuatu
mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan
namun itu karena ku sayang
Persahabatan bagai kepompong
mengubah ulat menjadi kupu-kupu
persahabatan bagai kepompong
hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
maklumi teman hadapi perbedaan
persahabatan bagai kepompong
na na na na na..
Semua yang berlalu
biarkanlah berlalu
seperti hangatnya mentari
Siang berganti malam
sembunyikan sinarnya
hingga dia bersinar lagi
...
Kamis, 13 November 2008
Terbatas
Terbatas mata ini
memandang apa yang terlihat
maka berilah cahaya-MU menuntun pandangan ini
Terbatas hati ini
mengerti apa yang terjadi
maka karuniakan bijak-MU memahami apa yang terjadi
memandang apa yang terlihat
maka berilah cahaya-MU menuntun pandangan ini
Terbatas hati ini
mengerti apa yang terjadi
maka karuniakan bijak-MU memahami apa yang terjadi
Habiburrahman El Shirazy
Lewat karyanya, Ayat-Ayat Cinta (AAC), saat ini dia menjadi salah seorang novelis yang cukup ternama di negeri ini. Kang Abik, demikian dia biasa disapa, sebenarnya bukan penulis baru. Cukup banyak novel yang telah ditulis dan diterbitkannya. Rata-rata karyanya bernuansa agamis sesuai background-nya sebagai santri.
Sebelum AAC yang melambungkan namanya, Kang Abik menulis Bercinta untuk Surga, Di Atas Sajadah Cinta, Pudarnya Pesona Cleopatra, Dalam Mihrab Cinta, dan Ketika Cinta Bertasbih jilid satu dan dua.
Bahkan, karya AAC telah menarik hati sutradara muda berbakat Hanung Bramantyo untuk menyuguhkannya dalam karya sinematrogarafi. Hasilnya, film AAC dibintangi beberapa artis terkenal, seperti Fedi Nuril, Rianti Cartwright, Saskia Adya Mecca, dan Carissa Putri.
Film AAC laku keras di masyarakat. Tak kurang dari 3 juta orang telah menonton film tersebut. Bukan hanya remaja, film itu juga ditonton orang-orang terkenal di negeri ini. Sebut saja, Presiden RI SBY dan Istri, mantan Presiden RI B.J. Habibie dan Wapres Jusuf Kalla. Masyarakat harus antre tiket demi menonton film tersebut.
Kekuatan AAC memang terletak pada jalinan cerita. Kemelut percintaan antara mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Al-Azhar, Kairo, Mesir, dengan empat wanita itu, ternyata, membuat orang tak kuasa membendung air mata. "Isinya biasa saja kok. Ceritanya juga biasa. Tidak ada yang istimewa dalam novel ini," ujar Kang Abik merendah saat berdiskusi di konter toko buku Gramedia, Ambarukmo Plaza, Jogjakarta.
Bukan hanya filmya yang laku keras. Novel yang diterbitkan 2005 itu juga menjadi best seller dalam waktu cukup singkat. Hingga saat ini, lebih dari 450 ribu eksemplar terjual di pasaran.
Yang juga membanggakan, novel tersebut ternyata tidak hanya menggebrak di Indonesia. Di negara jiran, seperti Brunei, Malaysia, dan Singapura, novel itu sangat digemari. Bahkan, novel AAC telah dijadikan karya sastra perbandingan di salah satu peruguran tinggi (PT) di Malaysia.
Bagi Kang Abik, "keriuhan" yang ditimbulkan AAC itu tidak seperti orang membalikkan tangan. Dia harus melewati lorong panjang nan sepi.
Kang Abik mengenal dunia tulis-menulis sejak anak-anak. Dia belajar menulis mulai di bangku SD. Pria kelahiran 30 September 1976 tersebut tumbuh dan dibesarkan dalam lingkungan pesantren. Karena itu, wacana pesantren sangat kental dalam pemikirannya.
Dia merupakan lulusan pesantren di Mranggen, Demak, Jawa Tengah. Di pesantren itulah, bakat menulis mulai terasah. Dia banyak belajar syi'ir-syi'ir Arab dan ilmu balaghoh (sastra Arab, Red) yang mengasah kemampuannya menuangkan ide dalam tulisan.
"Itu mulanya saya berkenalan dengan sastra. Kemudian, terdukung ketika belajar di madrasah program khusus di Surakarta. Di sana saya mendirikan teater bersama beberapa teman. Saya sebagai penulis skenario dan sutradara," ceritanya.
Selanjutnya, bakat sastranya terus terasah saat belajar di Al Azhar University, Kairo, Mesir. Di sana, dia banyak mempelajari karya dan literasi karya ulama terkenal dari berbagai dunia. "Banyak yang saya dapat saat saya belajar di Mesir," tuturnya.
Sepulang dari Mesir, dia meneruskan hobi di bidang sastra. Kang Abik menulis beberapa cerpen yang kemudian dikumpulkan dalam sebuah buku yang berjudul Kisah-Kisah Islami. Selain menulis, Kang Abik mengajar di Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK) MAN 1 Jogjakarta. "Pada waktu itu, gaji saya hanya Rp 100 ribu," ungkapnya.
Namun, sebuah kecelakaan yang terjadi pada 2003 menjadi titik balik hidupnya. Saat akan pulang ke rumahnya di Semarang, dia mengalami kecelakaan di Magelang. Kaki kanannya patah sehingga dia tidak bisa mengajar lagi.
Saat sakit itulah, Kang Abik menumpahkan waktu untuk menulis novel. "Saat itulah, saya menulis Ayat-Ayat Cinta dalam kondisi yang memang saya tidak bisa ke mana-mana. Siang malam saya nulis novel ini," katanya.
Dia mengaku inspirasi AAC itu berasal dari ayat Alquran Surat Al-Zuhruf ayat 67. Dalam surat tersebut, Allah SWT berfirman bahwa orang-orang yang saling mencintai satu sama lain pada hari kiamat akan bermusuhan, kecuali orang-orang yang bertakwa.
"Jatuh cinta dan saling mencintai tetap akan bermusuhan juga pada hari kiamat, kecuali orang yang bertakwa. Jadi, hanya cinta yang bertakwa yang tidak mengakibatkan orang bermusuhan. Itu yang kemudian menjadi renungan saya. Saya pengin juga menulis novel tentang cinta, tapi yang sesuai dengan ajaran Islam, yang menurut saya benar," ungkapnya.
Kang Abik mengakui, setiap karyanya merupakan perpaduan antara sastra dan pesantren. Dia banyak mengambil literasi dan rujukan karya ulama terdahulu. "Rujukan saya adalah karya para ulama dulu. Pedoman menulis saya adalah Alquran. Dengan Alquran, Insya Allah orang akan selamat dan sukses," tuturnya.
Lalu, apa kiat suksesnya dalam menulis karya sastra? Pertama, harus punya niat yang kuat. Kedua, berani menulis. "Banyak orang yang punya niat tapi tidak berani menulis. Kiat lainnya adalah menulis, menulis, dan menulis," sarannya.
Sumber : kabarindonesia.com
Sebelum AAC yang melambungkan namanya, Kang Abik menulis Bercinta untuk Surga, Di Atas Sajadah Cinta, Pudarnya Pesona Cleopatra, Dalam Mihrab Cinta, dan Ketika Cinta Bertasbih jilid satu dan dua.
Bahkan, karya AAC telah menarik hati sutradara muda berbakat Hanung Bramantyo untuk menyuguhkannya dalam karya sinematrogarafi. Hasilnya, film AAC dibintangi beberapa artis terkenal, seperti Fedi Nuril, Rianti Cartwright, Saskia Adya Mecca, dan Carissa Putri.
Film AAC laku keras di masyarakat. Tak kurang dari 3 juta orang telah menonton film tersebut. Bukan hanya remaja, film itu juga ditonton orang-orang terkenal di negeri ini. Sebut saja, Presiden RI SBY dan Istri, mantan Presiden RI B.J. Habibie dan Wapres Jusuf Kalla. Masyarakat harus antre tiket demi menonton film tersebut.
Kekuatan AAC memang terletak pada jalinan cerita. Kemelut percintaan antara mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Al-Azhar, Kairo, Mesir, dengan empat wanita itu, ternyata, membuat orang tak kuasa membendung air mata. "Isinya biasa saja kok. Ceritanya juga biasa. Tidak ada yang istimewa dalam novel ini," ujar Kang Abik merendah saat berdiskusi di konter toko buku Gramedia, Ambarukmo Plaza, Jogjakarta.
Bukan hanya filmya yang laku keras. Novel yang diterbitkan 2005 itu juga menjadi best seller dalam waktu cukup singkat. Hingga saat ini, lebih dari 450 ribu eksemplar terjual di pasaran.
Yang juga membanggakan, novel tersebut ternyata tidak hanya menggebrak di Indonesia. Di negara jiran, seperti Brunei, Malaysia, dan Singapura, novel itu sangat digemari. Bahkan, novel AAC telah dijadikan karya sastra perbandingan di salah satu peruguran tinggi (PT) di Malaysia.
Bagi Kang Abik, "keriuhan" yang ditimbulkan AAC itu tidak seperti orang membalikkan tangan. Dia harus melewati lorong panjang nan sepi.
Kang Abik mengenal dunia tulis-menulis sejak anak-anak. Dia belajar menulis mulai di bangku SD. Pria kelahiran 30 September 1976 tersebut tumbuh dan dibesarkan dalam lingkungan pesantren. Karena itu, wacana pesantren sangat kental dalam pemikirannya.
Dia merupakan lulusan pesantren di Mranggen, Demak, Jawa Tengah. Di pesantren itulah, bakat menulis mulai terasah. Dia banyak belajar syi'ir-syi'ir Arab dan ilmu balaghoh (sastra Arab, Red) yang mengasah kemampuannya menuangkan ide dalam tulisan.
"Itu mulanya saya berkenalan dengan sastra. Kemudian, terdukung ketika belajar di madrasah program khusus di Surakarta. Di sana saya mendirikan teater bersama beberapa teman. Saya sebagai penulis skenario dan sutradara," ceritanya.
Selanjutnya, bakat sastranya terus terasah saat belajar di Al Azhar University, Kairo, Mesir. Di sana, dia banyak mempelajari karya dan literasi karya ulama terkenal dari berbagai dunia. "Banyak yang saya dapat saat saya belajar di Mesir," tuturnya.
Sepulang dari Mesir, dia meneruskan hobi di bidang sastra. Kang Abik menulis beberapa cerpen yang kemudian dikumpulkan dalam sebuah buku yang berjudul Kisah-Kisah Islami. Selain menulis, Kang Abik mengajar di Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK) MAN 1 Jogjakarta. "Pada waktu itu, gaji saya hanya Rp 100 ribu," ungkapnya.
Namun, sebuah kecelakaan yang terjadi pada 2003 menjadi titik balik hidupnya. Saat akan pulang ke rumahnya di Semarang, dia mengalami kecelakaan di Magelang. Kaki kanannya patah sehingga dia tidak bisa mengajar lagi.
Saat sakit itulah, Kang Abik menumpahkan waktu untuk menulis novel. "Saat itulah, saya menulis Ayat-Ayat Cinta dalam kondisi yang memang saya tidak bisa ke mana-mana. Siang malam saya nulis novel ini," katanya.
Dia mengaku inspirasi AAC itu berasal dari ayat Alquran Surat Al-Zuhruf ayat 67. Dalam surat tersebut, Allah SWT berfirman bahwa orang-orang yang saling mencintai satu sama lain pada hari kiamat akan bermusuhan, kecuali orang-orang yang bertakwa.
"Jatuh cinta dan saling mencintai tetap akan bermusuhan juga pada hari kiamat, kecuali orang yang bertakwa. Jadi, hanya cinta yang bertakwa yang tidak mengakibatkan orang bermusuhan. Itu yang kemudian menjadi renungan saya. Saya pengin juga menulis novel tentang cinta, tapi yang sesuai dengan ajaran Islam, yang menurut saya benar," ungkapnya.
Kang Abik mengakui, setiap karyanya merupakan perpaduan antara sastra dan pesantren. Dia banyak mengambil literasi dan rujukan karya ulama terdahulu. "Rujukan saya adalah karya para ulama dulu. Pedoman menulis saya adalah Alquran. Dengan Alquran, Insya Allah orang akan selamat dan sukses," tuturnya.
Lalu, apa kiat suksesnya dalam menulis karya sastra? Pertama, harus punya niat yang kuat. Kedua, berani menulis. "Banyak orang yang punya niat tapi tidak berani menulis. Kiat lainnya adalah menulis, menulis, dan menulis," sarannya.
Sumber : kabarindonesia.com
Rabu, 12 November 2008
DIAM KU
diam ini bukanlah diam
karena teriak ku tak terdengar
hanya kelu lidah 'tuk bertutur
terlalu sudah semua ini terjadi
terlalu senjang kenyataan ini
sebatas mata berair
merasakan nelangsa
menghela nafas saksi kepedihan
hanya mengelus dada senyawakan lara
pejamkan mata
tenangkan hati
melangitkan kalimat harap pada-NYA
hanya itu yang ku mampu
...
karena teriak ku tak terdengar
hanya kelu lidah 'tuk bertutur
terlalu sudah semua ini terjadi
terlalu senjang kenyataan ini
sebatas mata berair
merasakan nelangsa
menghela nafas saksi kepedihan
hanya mengelus dada senyawakan lara
pejamkan mata
tenangkan hati
melangitkan kalimat harap pada-NYA
hanya itu yang ku mampu
...
Selasa, 11 November 2008
AHMAD DHANI
Dhani Ahmad Prasetyo yang dikenal akrab dengan Dhani Manaf atau Ahmad Dhani dilahirkan di Jakarta 26 Mei 1972, anak pertama dari tiga bersaudara hasil pernika-
han antara Eddy Abdul Manaf dengan Joyce Theresia Pamela. Dadang S. Manaf seorang gitaris dan komposer legendaris musik Indonesia adalah kakaknya dari lain ibu, karena itu Dhani sangat mengenal musik semenjak masa kecilnya.
Wataknya yang keras dan penuh percaya diri, dan agak temperamental adalah sifat yang menonjol pada cowok jebolan SMUN 2 Surabaya ini. Aransemen musik dan harmonisasi vokal yang menjadi ciri khas Dewa 19 adalah hasil kreasinya yang sangat diilhami oleh kelompok musik asal Inggris, Queen. Sejak masih SD, ia sudah menggilai band ini hingga koleksi albumnya di rumah mencapai lebih dari 50 keping.
Ambisinya untuk meraih puncak tertinggi dalam bermusik dengan Dewa 19 terlihat jelas semenjak mereka mendirikan Dewa pada tahun 1986. Obsesi ini membuat dirinya sering tidak takut untuk berbeda pendapat dengan orang lain, yang mengakibatkan banyak yang menganggap dia arogan, tapi tidak sedikit juga yang memuji kejeniusannya dalam bermain musik.
Pernikahannya dengan Maia Estianty di tahun 1996 dan setelah hadirnya tiga orang anak mereka, Ahmad Al Ghazali, Ahmad Jalaluddin Rumi dan Ahmad Abdul Qodir Jaelani, mungkin merupakan puncak kebahagiaan Dhani dalam hidupnya, namun ini tidak menyurutkan ambisi-ambisinya seperti mendirikan studio sendiri, merintis solo karir, dan menjadi produser yang berhasil menerbitkan beberapa orang penyanyi yang sekarang sudah mempunyai nama besar.
Band Legenda Favorit : Queen, The Beatles, Led Zeppelin, U2, Duran Duran, REM, Uzeb, Casiopea.
Band Sekarang Favorit : SoundGarden, Stone Temple Pilots, TribalTech, Linkin Park.
Keyboardis Favorit : Tony Banks, Lyle Myas, Tony Kay, Keith Jarret
Gitaris Favorit : Brian May, Scott Henderson, Frank Gambale
Bassis Favorit : John Deacon, Marcus Miller
Drummer Favorit : John Bonham, Roger Taylor, Art Blakey
Vokalis Cewek Favorit : Alanis Morisette, Madonna, Juliana Hetfield, Sarah Vaughn, Avril Lavigne.
Vokalis Cowok Favorit : Freddie Mercury, John Lennon , Bono, Beck, Seal
Film Favorit : God Father, Bugsy, Good Fellas Scarface
Serial TV Favorit : Sex and the city.
Aktor/Aktris Favorit : Al Pacino, Robert De Niro, Warren Beaty, Meg Ryan
Model Favorit : Kate Moss, Milla Jovovich
Tempat Santai Favorit : Sunset Boulevard, Bali, Sydney
Mobil Gacoan : Mercy S600
Sumber : dewa19.com
YANG TERKHILAFKAN
bodohnya aku
biarkanmu berlalu
naifnya diriku
sia-siakan hadirmu
terlena ku
pada mimpi tak bermakna
terjebak ku
pada pelukan tanpa rasa
ku meraih pelangi semu
meninggalkan warnamu yang sejatinya indah
ku mendekap anggun bayangan
mengingkari wujudmu yang begitu nyata
ku takkan mengiba
'tuk mengharapkanmu kembali
biarkan aku
memahami kebodohanku 'tuk sesali khilafku
biarkan aku
mengerti kenaifanku 'tuk sadari artimu
maafkan aku ...
biarkanmu berlalu
naifnya diriku
sia-siakan hadirmu
terlena ku
pada mimpi tak bermakna
terjebak ku
pada pelukan tanpa rasa
ku meraih pelangi semu
meninggalkan warnamu yang sejatinya indah
ku mendekap anggun bayangan
mengingkari wujudmu yang begitu nyata
ku takkan mengiba
'tuk mengharapkanmu kembali
biarkan aku
memahami kebodohanku 'tuk sesali khilafku
biarkan aku
mengerti kenaifanku 'tuk sadari artimu
maafkan aku ...
DAHLAN ISKAN
Dahlan Iskan (lahir tanggal 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur), adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos News Network, yang bermarkas di Surabaya.
Karir Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda (Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.
Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar.
Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta.
Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.
Bekerjalah seperti biasa, carilah uang, dan kalau sudah dapat, belikan sesuatu yang diperlukan. Lalu, bekerja lagi. Bekerjalah sungguh-sungguh -karena tidak ada orang yang bekerja hanya di angan-angan. - Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos Group
Sumber : dahlaniskan.wordpress.com
Karir Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda (Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.
Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar.
Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta.
Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.
Bekerjalah seperti biasa, carilah uang, dan kalau sudah dapat, belikan sesuatu yang diperlukan. Lalu, bekerja lagi. Bekerjalah sungguh-sungguh -karena tidak ada orang yang bekerja hanya di angan-angan. - Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos Group
Sumber : dahlaniskan.wordpress.com
Senin, 10 November 2008
BUNG TOMO
Sutomo atau yang lebih dikenal dengan nama Bung Tomo akhirnya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional yang diserahkan oleh Presiden SBY pada tanggal 10 Nopember 2008 bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.
Bung Tomo (Sutomo), terlahir di Kampung Blauran, Surabaya pada tanggal 3 Oktober 1920 dan meninggal dunia di Makkah, 7 Oktober 1981.
Bung Tomo terkenal karena peranannya membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA, yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945, yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. Anak Kartawan Tjiptowidjojo, wiraswastawan, ini pada usia 12 tahun terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO (setingkat SMP). Belakangan ia menyelesaikan pendidikan HBS (setingkat SMU)lewat korespondensi, namun tak pernah resmi lulus. Sutomo lalu bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal saat berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Sebelum pendudukan Jepang pada 1942, peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang Indonesia. Sutomo pernah menjadi jurnalis sukses. Kemudian ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Ketika ia terpilih pada 1944 untuk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang, hampir tak seorang pun yang mengenal dia.
Namun semua ini mempersiapkan Sutomo untuk peranannya yang sangat penting, saat Oktober dan November 1945, ia berusaha membangkitkan semangat rakyat sementara Surabaya diserang habis-habisan oleh NICA. Sutomo dikenang karena seruan-seruan pembukaannya dalam siaran-siaran radionya yang penuh emosi, "Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!" Meski Indonesia kalah dalam pertempuran 10 November itu, kejadian ini tetap dicatat sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Indonesia.
Setelah kemerdekaan, Bung Tomo menjabat Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran sekaligus Menteri Sosial Ad Interim pada 1955-1956 di era Kabinet Perdana Menteri Burhanuddin Harahap. Bung Tomo juga pernah jadi anggota DPR pada 1956-1959 yang mewakili Partai Rakyat Indonesia. Pada akhir masa pemerintahan Soekarno dan awal pemerintahan Suharto yang mula-mula didukungnya, Sutomo kembali muncul sebagai tokoh nasional. Namun pada awal 1970-an, ia berbeda pendapat dengan pemerintahan Orde Baru. Ia berbicara dengan keras terhadap program-program Soeharto sehingga pada 11 April 1978 ia ditahan. Baru setahun ia dilepaskan Soeharto. Meskipun semangatnya tak hancur di dalam penjara, Sutomo tampaknya tidak lagi berminat untuk bersikap vokal. Sutomo sangat dekat dengan keluarga dan anak-anaknya dan berusaha keras agar kelima anaknya berhasil dalam pendidikan. Pada 7 Oktober 1981 ia meninggal dunia di Makkah, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Jenazahnya dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di Taman Makam Pahlawan, tetapi di Tempat Pemakaman Umum Ngagel, Surabaya.
Sumber : surabaya post
Bung Tomo (Sutomo), terlahir di Kampung Blauran, Surabaya pada tanggal 3 Oktober 1920 dan meninggal dunia di Makkah, 7 Oktober 1981.
Bung Tomo terkenal karena peranannya membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA, yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945, yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. Anak Kartawan Tjiptowidjojo, wiraswastawan, ini pada usia 12 tahun terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO (setingkat SMP). Belakangan ia menyelesaikan pendidikan HBS (setingkat SMU)lewat korespondensi, namun tak pernah resmi lulus. Sutomo lalu bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal saat berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Sebelum pendudukan Jepang pada 1942, peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang Indonesia. Sutomo pernah menjadi jurnalis sukses. Kemudian ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Ketika ia terpilih pada 1944 untuk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang, hampir tak seorang pun yang mengenal dia.
Namun semua ini mempersiapkan Sutomo untuk peranannya yang sangat penting, saat Oktober dan November 1945, ia berusaha membangkitkan semangat rakyat sementara Surabaya diserang habis-habisan oleh NICA. Sutomo dikenang karena seruan-seruan pembukaannya dalam siaran-siaran radionya yang penuh emosi, "Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!" Meski Indonesia kalah dalam pertempuran 10 November itu, kejadian ini tetap dicatat sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Indonesia.
Setelah kemerdekaan, Bung Tomo menjabat Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran sekaligus Menteri Sosial Ad Interim pada 1955-1956 di era Kabinet Perdana Menteri Burhanuddin Harahap. Bung Tomo juga pernah jadi anggota DPR pada 1956-1959 yang mewakili Partai Rakyat Indonesia. Pada akhir masa pemerintahan Soekarno dan awal pemerintahan Suharto yang mula-mula didukungnya, Sutomo kembali muncul sebagai tokoh nasional. Namun pada awal 1970-an, ia berbeda pendapat dengan pemerintahan Orde Baru. Ia berbicara dengan keras terhadap program-program Soeharto sehingga pada 11 April 1978 ia ditahan. Baru setahun ia dilepaskan Soeharto. Meskipun semangatnya tak hancur di dalam penjara, Sutomo tampaknya tidak lagi berminat untuk bersikap vokal. Sutomo sangat dekat dengan keluarga dan anak-anaknya dan berusaha keras agar kelima anaknya berhasil dalam pendidikan. Pada 7 Oktober 1981 ia meninggal dunia di Makkah, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Jenazahnya dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di Taman Makam Pahlawan, tetapi di Tempat Pemakaman Umum Ngagel, Surabaya.
Sumber : surabaya post
Langganan:
Postingan (Atom)