(Ini adalah email yang saya kirimkan ke tabloid BOLA & setelah melalui pengeditan oleh redaksi BOLA, alhamdulillah termuat di tabloid BOLA rubrik Suara Tifosi edisi no 1.808 Selasa, 11 Maret 2008)
Sebagai seorang Milanisti, saya merasa sedih sekaligus senang dengan kekalahan AC Milan dari Arsenal pekan lalu.
Sedih karena klub kesayangan saya kalah dan tersingkir dari ajang Liga Champion. Senang karena yakin kegagalan ini bakal membuat para petinggi klub sadar betapa pentingnya melakukan evaluasi tim secara menyeluruh.
Harus diakui bahwa I Rossoneri mulai dimakan usia. Saya pribadi sempat merasa gembira ketika Milan merekrut bomber belia, Alexandre Pato, pada awal musim 2007/08. Namun kegembiraan tersebut tidak bertahan lama. Gebrakan Milan hanya sebatas pembelian Pato.
Padahal seharusnya mereka melakukan regenerasi di seluruh lini, khususnya barisan pertahanan yang dihuni oleh pemain berusia diatas 30 tahun. Walau punya pengalaman segudang, kondisi fisik tidak dapat dibohongi. Paolo Maldidi cs, kerap terlihat ngos-ngosan jika dipaksa tampil 90 menit.
Selain itu, tidak ada perombakan anggota tim yang signifikan juga membuat permainan Milan dapat dengan mudah dibaca lawan. Bagaimana lawan tidak hafal taktik yang digunakan Il Diavolo Rosso jika starting line-up yang digunakan selalu sama.
Belum lagi kebiasaan para pemain Milan yang selalu bergantung kepada sosok Kaka sebagai pembuka jalan. Saya setuju dengan komentar Kaka yang mengatakan bahwa Milan harus melakukan reformasi mengingat saat ini klub tersebut sudah keteteran ketika berhadapan melawan klub dengan mobilitas dan pasukan muda seperti Arsenal.
Semoga saja para petinggi klub Milan bisa mendengar jeritan hati para Milanisti.
Salam untuk seluruh Milanisti, sukses untuk BOLA.
Rabu, 12 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar