Penyanyi : PETERPAN
Pencipta : LOEKMAN & ARIEL
Warna seperti menghilang di kota ini
hitam dan putih masa lalu
telah membisu
Semua berakhir disini
tempatku mulai bermimpi
masih menari disini
langkahmu yang telah pergi
Udara kini berubah di kota mati
seperti kisah masa lalu
kini membisu
Coba dengar ku berbisik
suara yang telah mengering
hatiku mati disini
terdiam dan tak mengerti
Masih bertahan sisa mimpi-mimpiku
di kota ini
Kini bertahan sisa mimpi-mimpiku
di kota ini
Semua berakhir disini
tempatku mulai bermimpi
hatiku mati disini
terdiam dan tak mengerti
Jumat, 30 November 2007
Sabtu, 24 November 2007
aku ...?
nafas ku hela
sembunyi
merintangi asa
yang layaknya ku manjakan
bukan ku lewatkan
terpuaskah sang ego
merengkuh apapun
yang patutnya terpilah dan terpilih
aku bukan aku
detik ini
entah siapa aku
karena aku pun mencari aku
aku yang harusnya aku
bukan aku yang kamu
bukan aku yang kalian
bukan aku yang mereka
tetapi
aku yang harusnya aku
...
sembunyi
merintangi asa
yang layaknya ku manjakan
bukan ku lewatkan
terpuaskah sang ego
merengkuh apapun
yang patutnya terpilah dan terpilih
aku bukan aku
detik ini
entah siapa aku
karena aku pun mencari aku
aku yang harusnya aku
bukan aku yang kamu
bukan aku yang kalian
bukan aku yang mereka
tetapi
aku yang harusnya aku
...
SEMUA MUNGKIN (s D b)
Tak begitu perlu
ragamu datang memelukku
karena
kau tlah mendetak teratur di jantungku
Tak begitu butuh
hadirmu mendekap erat lenganku
karena
kau tlah menyatu nafas bagi hidupku
Tak begitu penting
wujudmu membelai lembut peluhku
karena
kau tlah melebur dalam aliran darahku
Tak mungkin
hanyalah karena kita terdiam tanpa upaya
Ketika realita terjadi di luar nalar kita
maka ...
tak ada yang tak mungkin
selama DIA berkehendak
ragamu datang memelukku
karena
kau tlah mendetak teratur di jantungku
Tak begitu butuh
hadirmu mendekap erat lenganku
karena
kau tlah menyatu nafas bagi hidupku
Tak begitu penting
wujudmu membelai lembut peluhku
karena
kau tlah melebur dalam aliran darahku
Tak mungkin
hanyalah karena kita terdiam tanpa upaya
Ketika realita terjadi di luar nalar kita
maka ...
tak ada yang tak mungkin
selama DIA berkehendak
TAKHLUK
aku terpana
di kerendahan hatimu
aku tersadar
pada ketinggian hatiku
aku terlarut
di kedalaman batinmu
aku tertegun
pada kedangkalan batinku
Ternyata kau ada
bukan cerita fana
Ternyata kau ada
bukan sebatas angan
Ternyata benar ...
matamu
sungguh kerling bintang
senyummu
sungguh luluhkan angkuhku
hadirmu
sungguh takhlukkan aku
di kerendahan hatimu
aku tersadar
pada ketinggian hatiku
aku terlarut
di kedalaman batinmu
aku tertegun
pada kedangkalan batinku
Ternyata kau ada
bukan cerita fana
Ternyata kau ada
bukan sebatas angan
Ternyata benar ...
matamu
sungguh kerling bintang
senyummu
sungguh luluhkan angkuhku
hadirmu
sungguh takhlukkan aku
Kamis, 22 November 2007
KETIKA DIA MENJADI TANYA
menepuk daun tanpa embun
membaca isyarat
mendusta logika
menetapi ranah tanpa puan
menelaah pelangi
mengurai makna
dimana dia
ketika ku tlah berlabuh
kemana dia
ketika ku tlah merapat
seharusnya
disini dia berdiri
semestinya
disini dia menanti
tak terpikir
dia mengingkari
mungkin hanya terlupakan waktu
atau
mungkin terlenakan rindu
hingga dia khilafkan aku
membaca isyarat
mendusta logika
menetapi ranah tanpa puan
menelaah pelangi
mengurai makna
dimana dia
ketika ku tlah berlabuh
kemana dia
ketika ku tlah merapat
seharusnya
disini dia berdiri
semestinya
disini dia menanti
tak terpikir
dia mengingkari
mungkin hanya terlupakan waktu
atau
mungkin terlenakan rindu
hingga dia khilafkan aku
Selasa, 20 November 2007
INGIN TAK INGIN
aku lelah
ingin henti langkah
namun terbimbang
aku letih
ingin rehatkan diri
ragu berbisik
aku jenuh
ingin tenangkan benak
rasa tak menentu
Tuhan ...
beri ketetapan hati pada hamba
tuk memilih langkah pasti
dalam mengabdi kepada-MU
ingin henti langkah
namun terbimbang
aku letih
ingin rehatkan diri
ragu berbisik
aku jenuh
ingin tenangkan benak
rasa tak menentu
Tuhan ...
beri ketetapan hati pada hamba
tuk memilih langkah pasti
dalam mengabdi kepada-MU
BUAT SI-SHI (3)
Pandangan sendu
bolehkah aku berteduh disitu
menggelayut lembut
sandarkan segenap keluh
Bulan mengangguk
lihatlah kedalaman hatimu
aku masih tak ingin berlalu
melewati norma
kaburkan etika yang tak terpikirkan
Kau tetaplah
buaian alam bawah sadarku
Kau lalu lalang di putaran waktuku
Firasatku
bukan benar salah baik buruk
Firasatku naluriku
masih tentang dirimu
bolehkah aku berteduh disitu
menggelayut lembut
sandarkan segenap keluh
Bulan mengangguk
lihatlah kedalaman hatimu
aku masih tak ingin berlalu
melewati norma
kaburkan etika yang tak terpikirkan
Kau tetaplah
buaian alam bawah sadarku
Kau lalu lalang di putaran waktuku
Firasatku
bukan benar salah baik buruk
Firasatku naluriku
masih tentang dirimu
APA YANG TERJADI ?
Mentari itu
begitu gagah terangi malam
Sang bintang pun
tertegun memaku diri
Batinnya berbisik
Apakah ia tlah salah waktu
menjalankan perannya
Bulan berbinar
cahayakan pagi
Sang burung pun
terdiam mematut diri
Hatinya terbimbang
Haruskah ia berkicau riang
ataukah beristirahat lagi
Dan aku pun
hanya lembut berucap ...
astaghfirulloh ..
begitu gagah terangi malam
Sang bintang pun
tertegun memaku diri
Batinnya berbisik
Apakah ia tlah salah waktu
menjalankan perannya
Bulan berbinar
cahayakan pagi
Sang burung pun
terdiam mematut diri
Hatinya terbimbang
Haruskah ia berkicau riang
ataukah beristirahat lagi
Dan aku pun
hanya lembut berucap ...
astaghfirulloh ..
PENANTIAN
Diam mu
mungkin
ragu mu
Hening mu
mungkin
bimbang mu
Aku datang
bukan untuk menghilang
Aku bertamu
bukan untuk sesuatu semu
Aku disisimu
memang untuk meminangmu
Aku memilihmu
memang untuk selamanya
Percaya mu
hanyalah waktu
Percaya ku
waktunya tlah tiba
mungkin
ragu mu
Hening mu
mungkin
bimbang mu
Aku datang
bukan untuk menghilang
Aku bertamu
bukan untuk sesuatu semu
Aku disisimu
memang untuk meminangmu
Aku memilihmu
memang untuk selamanya
Percaya mu
hanyalah waktu
Percaya ku
waktunya tlah tiba
Senin, 19 November 2007
PERIHAL HATI
Mendung
menangis
mendayu
memecah hati
yang masih terluka
Mendung
mengharap
menghiba
merayu hati
yang masih terpuruk
Mendung
memayungi
meneduhi
menyelingkuhi hati
yang masih terperih
Mendung
jadilah hujan
biar tak jadi gelisah
menangis
mendayu
memecah hati
yang masih terluka
Mendung
mengharap
menghiba
merayu hati
yang masih terpuruk
Mendung
memayungi
meneduhi
menyelingkuhi hati
yang masih terperih
Mendung
jadilah hujan
biar tak jadi gelisah
Selasa, 06 November 2007
AKULAH LELAKIMU
Cantik
kau anugerah Illahi
Anggun
kau begitu ku sanjung
Ayu
kau luluhkan angkuhku
Manis
kau layak 'tuk ku sanding
Engkaulah yang terpilih
buatku lebih memahami resah batinku
Engkaulah yang mengisi
satu ruang kosong di rumah hatiku
Cantik ... yakinilah
akulah Lelakimu
kau anugerah Illahi
Anggun
kau begitu ku sanjung
Ayu
kau luluhkan angkuhku
Manis
kau layak 'tuk ku sanding
Engkaulah yang terpilih
buatku lebih memahami resah batinku
Engkaulah yang mengisi
satu ruang kosong di rumah hatiku
Cantik ... yakinilah
akulah Lelakimu
Langganan:
Postingan (Atom)