Selasa, 18 April 2017

AKU (MASIH) PADAMU

Setahuku ..
kita sama-sama mengagumi rembulan
kita sama-sama menyukai dinihari
kita sama-sama menikmati keheningan

Namun (mungkin) ..
kita sama-sama memilih untuk diam
memeluk erat sebentuk kerinduan
hingga tersirat
bahwa pertemuan hanyalah semakin menyesakkan
semakin merajakan nelangsa

Buat kamu yang tak pernah mau tahu ..
aku (masih) padamu

Rabu, 05 April 2017

KUATKAN PERCAYAMU

setiap orang
 memiliki masa lalu
terkadang mengingatnya
 adalah suatu keniscayaan

seperti diriku
yang sesekali terbang
menjenguk masa lalu itu

namun, engkau harus percaya
dan tetaplah kuatkan percayamu
bahwa masa kini dan masa depanku
adalah dirimu

Senin, 25 Juni 2012

Surat dari Imam Ali bin Abi Thalib untuk Para Penguasa

Surat dari Imam Ali bin Abi Thalib untuk Para Penguasa

Jadikanlah kekuasaanmu yang sangat pada segala sesuatu yang paling dekat dengan kebenaran, paling luas dalam keadilan dan paling meliputi kepuasan rakyat banyak. Sebab, kemarahan rakyat banyak mampu mengalahkan kepuasan kaum elit. Adapun kemarahan kaum elit dapat diabaikan dengan adanya kepuasan rakyat banyak. Sesungguhnya rakyat yang berasal dari kaum elit ini adalah yang paling berat membebani wali negeri dalam masa kemakmuran ; paling sedikit bantuannya di masa kesulitan ; paling membenci keadilan ; paling banyak tuntutannya, namun paling sedikit rasa terimakasihnya bila diberi ; paling lambat menerima alasan bila ditolak ; dan paling sedikit kesabaranya bila berhadapan dengan berbagai bencana.

Seburuk-buruk menterimu adalah mereka yang tadinya juga menjadi menteri orang-orang jahat yang telah berkuasa sebelummu, yang bersekutu dengan mereka dalam dosa dan pelanggaran. Maka jangan kau jadikan mereka sebagai kelompok pendampingmu, sebab mereka adalah pembantu-pembantu kaum durhaka dan saudara-saudara kaum yang aniaya.

Kemudian pilihlah untuk jabatan sebagai hakim orang-orang yang paling utama diantara rakyatmu, yang luas pengetahuannya dan tidak mudah dibangkitkan emosinya oleh lawannya. Tidak berkeras kepala dalam kekeliruan dan tidak segan kembali kepada kebenaran bila telah mengetahuinya. Tidak tergiur hatinya oleh ketamakan. Tidak merasa cukup dengan pemahaman yang hanya di permukaan saja, tetapi ia berusaha memahami sesuatu sedalam-dalamnya. Mereka yang paling segera berhenti, karena berhati-hati, bila berhadapan dengan keraguan. Yang paling bersedia menerima argumen-argumen yang benar dan yang paling sedikit rasa kesalnya bila didebat oleh lawan. Yang paling sabar menyelidiki semua urusan dan yang paling tegas beroleh kejelasan tentang penyelesainya.

Untuk kaum fakir miskin dan Kaum Lemah jangan kau lalaikan mereka. Jangan sekali-kali kau disibukkan oleh kemewahan. Dan jangan beranggapan bahwa kau tidak akan dituntut apabila melalaikan yang remeh semata-mata disebabkan kau telah menyempurnakan berbagai urusan yang besar lagi penting. Curahkanlah perhatianmu pada mereka dan jangan sekali-kali kau palingkan wajahmu dari mereka. Telitilah juga hal ihwal orang-orang yang tidak dapat mencapaimu disebabkan kehinaan mereka di mata orang banyak. Tugaskanlah beberapa orang kepercayaanmu-yang bersahaja dan tawadhu-untuk meneliti keadaan orang-orang itu. Kemudian penuhilah kewajibanmu terhadap mereka sehingga kaudapat mempertanggung-jawabkan kelak, pada saat perjumpaanmu dengan Allah SWT. Ingatlah apa yang dinyatakan oleh Rasulullah saw: Tidak akan tersucikan suatu ummat selama si lemah tidak dapat menuntut dan memperoleh kembali haknya dari si kuat tanpa rasa takut dan cemas.


(Sumber : Muhammad al Baqir, Mutiara Nahjul Balaghah, Mizan 1999)

Senin, 28 Mei 2012

Ragam Puisi Pendek

Sahabat, kali ini saya akan memposting beberapa puisi pendek saya.
Sengaja tanpa judul, biarkan segenap kata yang terangkai dalam puisi pendek ini menjadi judulnya ..hehe :)

--------------------------------------------------------------------

Merindumu itu
serupa mengulum bibir senja, meneduhkan.

Lihatlah, dua angsa putih memadu rasa di telaga itu, mesra.
Tak seperti kita, hanya merindu tanpa bertemu. Hampa.

Terima kasih luka,
kau telah mengajariku betapa berartinya senyuman itu.

Serapuh istana pasir tertelan ombak di tepi pantai,
begitulah perlakuanmu pada rinduku,
tak berarti apapun.

Terimakasih telah menanam benih rindu di hati ini,
meski kau tak ingin menuainya.
Rindu itu milikku bukan milikmu.

Lezat sayang.
Itulah jawab yang kuharap kau haturkan
ketika menu rindu kusajikan di meja makan malam kita.

Aku adalah hati.
Sebentuk hati yg kau biarkan bermahkota nelangsa dalam tumpukan rindu usang.

Yakini kekasih,
hidupmu terlalu hambar untuk dijalani,
tanpa menuai cinta ini.

Rinduku hanyalah rasa nirmakna,
sampai kau disisiku memberinya jiwa.

Terpecahkan gelas rindunya kala bertemu di bangku tua itu
kekasih lama, kisah kembali bermula?



Minggu, 15 April 2012

MENUNGGU ITU LUKA

pernah percaya
waktu kan mampu membawamu kembali bersamaku
pernah emaskan asa
tuk bisa mendayung perahu hidup bersamamu

pernah meyakini
sang angin kepakkan sayapmu ke peraduanku
pernah hampakan hati
sekian lama hanya tuk menantimu disini

pernah anggunkan kepedihan
kala mengenang lambaian tangan terakhirmu
pernah mengais kepingan masa lalu
berharap kan wujud menyatu kembali

pernah percaya
aku menanti, kau pun kembali
dan sungguh, perlu kau tahu
menunggu itu luka sayang


Related Posts with Thumbnails