maafkan aku diam
ketika lisanku tak begitu berkenan bagimu
maafkan aku hening
ketika alasanku tak begitu berarti bagimu
mencoba mengurai setiap kuntum pertikaian kita
memahami menjadi awal mekarnya bunga rasa kita
menguntai butiran kata demi kata
terjalin indah ramah terhaturkan
surutkan gelombang amarah yang melanda
beningkan kembali telaga keruh benak kita
aku dan engkau
takkan lelah mendayung biduk sederhana ini
hingga usainya putaran sang waktu
Senin, 23 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar