sempat melangit sayap asaku
namun perlahan kau luruhkan tak terkira
sejenak kau taburkan senyum
namun tak urung paras dingin kau haturkan
kau lambungkan rasa hatiku
namun sekejab kau redupkan harapku
ada apa dengan dirimu
nelangsakan aku begitu rupa
menguji sungguhku
atau angin lalukan aku
mungkin juga kau diayun bimbangmu
berliku sendiri kau memahami bahasa hatimu
hingga tak bisa terbaca hatimu
...
Senin, 15 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar