adalah cinta
kemewahan dari bias kesederhanaan yang engkau sajikan
adalah cinta
rangkum ketulusan dari semua rasa yang engkau haturkan
adalah cinta
keanggunan dari sahaja yang melekat erat di segenapmu
adalah cinta
sesuatu yang tak pernah usang tuk mewakili getaran rasa
adalah cinta
sesuatu yang tak pernah lelah menghidupkan harapan
adalah cinta
penaut diantara diriku, engkau, dia, kita pun mereka
adalah cinta
...
(silahkan dilanjut sesuai kata hati para sahabat :-)
Senin, 12 Desember 2011
Minggu, 27 November 2011
HUJAN MALAM INI, ITU KAMU
menepi diri di sisi jendela ini
terawang hampa senyap mendekap
rinai hujan berderai gemulai
perlahan menghitung rindu
engkau titipkan di tiap rintik hujan itu
dinginkan aku di gerahnya gelisah ini
tengah apakah engkau disana
masihkah menabung rasa
tuk menanti saatnya tiba
masihkah menghimpun asa
tuk mahkotakan ikrar kita
ragu ini sempat menyeruak
menyergap relung hati terdalam
bimbang terlanda tanya tentangmu
hujan, deras sajalah
biar rindu ini terasa membuncah
menjagaku tetap padamu
hujan malam ini, itu kamu
terawang hampa senyap mendekap
rinai hujan berderai gemulai
perlahan menghitung rindu
engkau titipkan di tiap rintik hujan itu
dinginkan aku di gerahnya gelisah ini
tengah apakah engkau disana
masihkah menabung rasa
tuk menanti saatnya tiba
masihkah menghimpun asa
tuk mahkotakan ikrar kita
ragu ini sempat menyeruak
menyergap relung hati terdalam
bimbang terlanda tanya tentangmu
hujan, deras sajalah
biar rindu ini terasa membuncah
menjagaku tetap padamu
hujan malam ini, itu kamu
Kamis, 10 November 2011
Senin, 03 Oktober 2011
MY WEDDING (MINGGU, 25 SEPTEMBER 2011)
Minggu, 25 September 2011
Hari terindah hidupku dan hidupmu
jejak hari yang takkan pernah terlupa
kala dimana ku lisankan ikrar setia padamu
di hadapan penghulu dan tetamu yang menjadi saksi
terasa degup jantung yang tidak beraturan
keringat dingin mengembun di tangan ini
dan alhamdulillah ..
segalanya lancar terhaturkan
kini kau dan aku sah dalam ikatan pernikahan
menaiki sebentuk bahtera baru
bersiap berdua mengarungi samudera kehidupan
belajar dan berjuang menghadapi berbagai hal
suka, duka, senang, susah, senyum, tawa dan mungkin tangis
namun kita meyakini dan selalu berharap pada-Nya
kita percaya niat baik ini diridhoi oleh-Nya
aku dan kamu, kini menjadi kita
dalam lingkaran pernikahan
( Puguh & Reny )
Selasa, 06 September 2011
Selamat Idul Fitri 1432 H
Mohon maaf kepada semua sahabat baru dalam kesempatan ini saya bisa posting lagi setelah mudik ke tempat kerabat saya di Malang, Blitar dan Tulungagung. Ijinkanlah juga, meski agak terlambat dari Hari Raya Idul Fitri namun senyampang masih dalam bulan Syawal ini, saya menyampaikan permohonan maaf yang setulus-tulusnya bilamana selama kita bersahabat / blogwalking ada kesalahan saya yang mungkin kurang berkenan di hati para sahabat blogger.
Senin, 15 Agustus 2011
66 TAHUN INDONESIA MERDEKA
17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2011
66 Tahun Indonesia Merdeka
Meski saat ini negeri kita tercinta tengah terpuruk
namun semoga asa optimis dan nyala semangat
masih membara di dada kita
bahwa negeri ini bisa bangkit dari segala keterpurukan
bahwa negeri ini bukanlah negeri para koruptor
tapi negeri yang menjunjung tinggi kejujuran
negeri yang dikaruniai alam dan manusia yang luar biasa
hanya mungkin butuh waktu
untuk mampu mewujudkan semua keadaan terbaik itu
semoga Tuhan masih membuka hati
semoga Tuhan masih berkenan merahmati negeri ini
negeri yang telah 66 tahun mengenyam rasa kemerdekaan
semoga negeri kita benar-benar menjadi negeri yang merdeka
Ingatlah semua perjuangan dan pengorbanan para pahlawan
mereka tidak ikut menikmati rasanya kemerdekaan
mereka hanya ingin negeri ini bebas dari segala bentuk penjajahan
menjadi negeri yang mampu berdiri di kaki sendiri
mengatur dirinya sendiri demi kesejahteraan dan kemakmuran semua rakyatnya
Indonesia ..
apapun adanya dirimu
engkau tetaplah negeriku
baik buruknya dirimu
engkau adalah tempat kami berpijak
Jangan menangis negeriku
Bangkitlah menuju Indonesia yang cemerlang
aku yakin engkau bisa !!
Label:
curhat,
Rangkai Kata,
Renungan
Minggu, 14 Agustus 2011
KENANG BUNDA KALA RAMADHAN
takkan habis memori tuk mengenangmu
takkan jenuh hati tuk mengingatmu
setahun lebih dikau telah bertahta disana
kembali pada pelukan Sang Pencipta
tenang bersemayam dalam rindangnya kasih sayang-Nya
Ramadhan ini ..
mengantar benakku ke semua tentang dikau
segala yang dikau berikan dengan segenap hati dan cinta
Rabb, jagalah beliau disana
rahmatilah senantiasa
hingga kelak Engkau berkenan
pertemukan kami di syurga-MU
...
takkan jenuh hati tuk mengingatmu
setahun lebih dikau telah bertahta disana
kembali pada pelukan Sang Pencipta
tenang bersemayam dalam rindangnya kasih sayang-Nya
Ramadhan ini ..
mengantar benakku ke semua tentang dikau
segala yang dikau berikan dengan segenap hati dan cinta
Rabb, jagalah beliau disana
rahmatilah senantiasa
hingga kelak Engkau berkenan
pertemukan kami di syurga-MU
...
RAMADHAN UNIK DI BRUNEI
Salah satu waktu paling baik untuk berkunjung ke Brunei Darussalam adalah selama bulan Ramadhan. Ada apa saja selama Ramadhan di Brunei Darussalam?
Di bulan Ramadhan, wisatawan yang berkunjung akan dijamu secara khusus oleh raja. Raja Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah akan membelikan kurma Safawi impor. Makanan khas padang pasir ini yang dibungkus sebagai hadiah dan dibagikan kepada seluruh umat muslim di Brunei.
Selain kurma khusus dari sang raja, pengunjung akan dimanjakan dengan aneka kuliner. Bisnis restoran yang tutup di siang hari digantikan dengan warung Ramadhan yang berjejer di sekitar ratusan warung sepanjang Brunei. Hotel dan restoran juga menawarkan paket khusus untuk berbuka bersama keluarga dan sahabat. Tak hanya mendapatkan jajanan yang lezat, dengan berkunjung ke warung ramadhan ini pengunjung akan mengetahui kebiasaan komunitas muslim di Brunei.
Di dalam istilah Brunei, buka puasa disebut “Sungkai”. Sungkai diadakan di masjid dan didahului doa. Makan dan minum ala prasmanan disiapkan oleh pemerintah dan penduduk setempat. Seperti di Indonesia, bedug harus dipukul sebagai tanda berbuka puasa bersamaan dengan waktu magrib tiba.
Wahyu Handoko, seperti tertulis dalam blognya, ia bernah berada di Brunei di tahun 2010. Saat itu ia kesana berjalan-jalan, backpacker. Menurutnya jalanan sangat sepi. Ia mampir ke masjid Omar Ali Saifudin, namun sempat diusir karena masjid tidak dibuka untuk wisata selama liburan. Padahal ia sudah mengatakan bahwa ia muslim. Ia memang datang bersama dengan turis dari Jerman.
Ia lantas shalat isya di masjid ini. Tak ada yang aneh dengan gerakan shalat samapai akhirnya dia tersadar bahwa semua warga Brunei yang shalat di masjid menggunakan peci, “Alamak...saya gundul sendiri”, tulisnya.
Ramadhan kali ini, di Times Square, salah satu pusat perbelanjaan di Brunei Darussalam memilih dekorasi dengan tema Kampung Ayer. Amal Majidah, manager event dan properti Times Square mengatakan "selama bulan ramadhan, Times Square mengadakan bazaar dimana warga lokal dan turis asing bisa melihat kebudayaan Brunei Darussalam. Mall didekor selama sebulan penuh dengan tema “kampung Ayer” untuk mencerminkan dan mempromosikan budaya lokal.
Kampung Ayer merupakan kampung yang dibangun di atas air. Ini salah satu warisan budaya paling tinggi di Brunei darussalam. Ia sudah ada hampir 600 tahun, dan merupakan rumah bagi mayoritas warga Brunei.
Menurut penjelasan beberapa warga setempat, Kampung Ayer sudah ada sejak lama. Pihak kerajaan Brunei Darussalam sudah melakukan usaha usaha untuk memindahkan mereka dari air ke daratan, tetapi akhirnya mereka kembali lagi ke kampungnya di air, terutama mereka yang sudah tua tua.
Salah satu alasan mereka tidak mau dibuatkan pemukiman didarat adalah tidak bisa tidur diwaktu malam karena tidak ada terdengar gemericik air. Kampung Ayer Brunei saat ini telah menjadi satu diantara banyak daerah tujuan wisata Brunei Darusalam.
Hemm jadi pingin kesana nih .. :-)
Sumber : Republika.co.id
Blog Wahyu Handoko
Di bulan Ramadhan, wisatawan yang berkunjung akan dijamu secara khusus oleh raja. Raja Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah akan membelikan kurma Safawi impor. Makanan khas padang pasir ini yang dibungkus sebagai hadiah dan dibagikan kepada seluruh umat muslim di Brunei.
Selain kurma khusus dari sang raja, pengunjung akan dimanjakan dengan aneka kuliner. Bisnis restoran yang tutup di siang hari digantikan dengan warung Ramadhan yang berjejer di sekitar ratusan warung sepanjang Brunei. Hotel dan restoran juga menawarkan paket khusus untuk berbuka bersama keluarga dan sahabat. Tak hanya mendapatkan jajanan yang lezat, dengan berkunjung ke warung ramadhan ini pengunjung akan mengetahui kebiasaan komunitas muslim di Brunei.
Di dalam istilah Brunei, buka puasa disebut “Sungkai”. Sungkai diadakan di masjid dan didahului doa. Makan dan minum ala prasmanan disiapkan oleh pemerintah dan penduduk setempat. Seperti di Indonesia, bedug harus dipukul sebagai tanda berbuka puasa bersamaan dengan waktu magrib tiba.
Wahyu Handoko, seperti tertulis dalam blognya, ia bernah berada di Brunei di tahun 2010. Saat itu ia kesana berjalan-jalan, backpacker. Menurutnya jalanan sangat sepi. Ia mampir ke masjid Omar Ali Saifudin, namun sempat diusir karena masjid tidak dibuka untuk wisata selama liburan. Padahal ia sudah mengatakan bahwa ia muslim. Ia memang datang bersama dengan turis dari Jerman.
Ia lantas shalat isya di masjid ini. Tak ada yang aneh dengan gerakan shalat samapai akhirnya dia tersadar bahwa semua warga Brunei yang shalat di masjid menggunakan peci, “Alamak...saya gundul sendiri”, tulisnya.
Ramadhan kali ini, di Times Square, salah satu pusat perbelanjaan di Brunei Darussalam memilih dekorasi dengan tema Kampung Ayer. Amal Majidah, manager event dan properti Times Square mengatakan "selama bulan ramadhan, Times Square mengadakan bazaar dimana warga lokal dan turis asing bisa melihat kebudayaan Brunei Darussalam. Mall didekor selama sebulan penuh dengan tema “kampung Ayer” untuk mencerminkan dan mempromosikan budaya lokal.
Kampung Ayer merupakan kampung yang dibangun di atas air. Ini salah satu warisan budaya paling tinggi di Brunei darussalam. Ia sudah ada hampir 600 tahun, dan merupakan rumah bagi mayoritas warga Brunei.
Menurut penjelasan beberapa warga setempat, Kampung Ayer sudah ada sejak lama. Pihak kerajaan Brunei Darussalam sudah melakukan usaha usaha untuk memindahkan mereka dari air ke daratan, tetapi akhirnya mereka kembali lagi ke kampungnya di air, terutama mereka yang sudah tua tua.
Salah satu alasan mereka tidak mau dibuatkan pemukiman didarat adalah tidak bisa tidur diwaktu malam karena tidak ada terdengar gemericik air. Kampung Ayer Brunei saat ini telah menjadi satu diantara banyak daerah tujuan wisata Brunei Darusalam.
Hemm jadi pingin kesana nih .. :-)
Sumber : Republika.co.id
Blog Wahyu Handoko
Jumat, 05 Agustus 2011
SALAM RAMADHAN
Ramadhan, engkau hadir membasahi kemarau jiwa
rindu pun tertunaikan
membasuh peluh khilaf dan dosa
sebelas bulan menjalani rutinitas hidup
senyum di ufuk hati menyambut cahayamu
begitu cemerlang meneduhkan sang batin
Ramadhan, engkau hadir tak setiap waktu
sungguh anugerah tak terbantahkan
bertemu kembali denganmu
memelukmu, mereguk nikmat di seluruh detikmu
bersimpuh pada Sang Illahi
mengiba, mengakui kelemahan diri
selama ini terdekap keangkuhan
tersanjung pujian semu
yang selayaknya hanya untuk-MU
Rabb, terima kasih atas karunia Ramadhan-MU
Engkau sajikan berbagai hidangan yang begitu dahsyat
Engkau tak pernah lelah mendengar keluh kesah kami
ampuni kami, tak terhitung waktu kami melupakan kebesaran-MU
jagalah kami tetap di jalan-MU
rengkuhlah kami dengan sayap kasih sayang-MU
peluklah kami dalam dekapan lembut-MU
bukan hanya di Ramadhan kali ini
namun hingga ujung nafas kami
Kepada semua sahabat muslim
ijinkan saya menghaturkan :
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1432 H
Semoga Allah SWT senantiasa merahmati kita semua ..
amiin ya Robbal 'alamiin.
rindu pun tertunaikan
membasuh peluh khilaf dan dosa
sebelas bulan menjalani rutinitas hidup
senyum di ufuk hati menyambut cahayamu
begitu cemerlang meneduhkan sang batin
Ramadhan, engkau hadir tak setiap waktu
sungguh anugerah tak terbantahkan
bertemu kembali denganmu
memelukmu, mereguk nikmat di seluruh detikmu
bersimpuh pada Sang Illahi
mengiba, mengakui kelemahan diri
selama ini terdekap keangkuhan
tersanjung pujian semu
yang selayaknya hanya untuk-MU
Rabb, terima kasih atas karunia Ramadhan-MU
Engkau sajikan berbagai hidangan yang begitu dahsyat
Engkau tak pernah lelah mendengar keluh kesah kami
ampuni kami, tak terhitung waktu kami melupakan kebesaran-MU
jagalah kami tetap di jalan-MU
rengkuhlah kami dengan sayap kasih sayang-MU
peluklah kami dalam dekapan lembut-MU
bukan hanya di Ramadhan kali ini
namun hingga ujung nafas kami
Kepada semua sahabat muslim
ijinkan saya menghaturkan :
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1432 H
Semoga Allah SWT senantiasa merahmati kita semua ..
amiin ya Robbal 'alamiin.
Jumat, 29 Juli 2011
AKU, KAMU, CINTA KITA
bulan mengapung di peraduan
mencumbu kemilau kerling bintang
cermin suka hati ku mengingatmu
menikmati harum nafasmu disini
geletarkan segala penjuru hati ini
aku terluruh arus padamu
ikuti isyarat kuntum senyum itu
senyum terelok bias bening telaga batinmu
semakin betah bertahta di istanamu
engkau luar biasa lewat kesederhanaanmu
pun engkau begitu istimewa
dengan apa adanya dirimu
meleburlah dalam irama smara yang terindah
aku, kamu, itu kita
untuk cinta yang terwujudkan
...
mencumbu kemilau kerling bintang
cermin suka hati ku mengingatmu
menikmati harum nafasmu disini
geletarkan segala penjuru hati ini
aku terluruh arus padamu
ikuti isyarat kuntum senyum itu
senyum terelok bias bening telaga batinmu
semakin betah bertahta di istanamu
engkau luar biasa lewat kesederhanaanmu
pun engkau begitu istimewa
dengan apa adanya dirimu
meleburlah dalam irama smara yang terindah
aku, kamu, itu kita
untuk cinta yang terwujudkan
...
Rabu, 20 Juli 2011
REALITA RETORIKA
katanya ini negara hukum
tapi nyatanya penegakan hukum tak pernah tuntas
katanya ini negara agraris
tapi nyatanya beras pun masih impor
katanya ini negara beradab
tapi nyatanya kekerasan ada dimana-mana
katanya ini negara beragama
tapi nyatanya korupsi kian merajalela
katanya ini negara kaya raya berlimpah sumber daya alam
tapi nyatanya kehidupan rakyatnya jauh dari harapan
jurang kesenjangan
semakin menganga lebar
suguhan ketidakadilan
jadi sesuatu yang biasa
bagai anak ayam yang kehilangan induknya
semua berlarian seliar-liarnya
berbuat apapun sesuka hatinya
katanya ini negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa
tapi nyatanya ...
katanya ini negara yang ber-Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
tapi nyatanya ...
katanya ini negara yang ber-Persatuan Indonesia
tapi nyatanya ...
katanya ini negara yang ber-Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
tapi nyatanya ...
katanya ini negara yang ber-Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
tapi nyatanya ...
katanya ini negara Pancasila
tapi nyatanya ...
tapi nyatanya penegakan hukum tak pernah tuntas
katanya ini negara agraris
tapi nyatanya beras pun masih impor
katanya ini negara beradab
tapi nyatanya kekerasan ada dimana-mana
katanya ini negara beragama
tapi nyatanya korupsi kian merajalela
katanya ini negara kaya raya berlimpah sumber daya alam
tapi nyatanya kehidupan rakyatnya jauh dari harapan
jurang kesenjangan
semakin menganga lebar
suguhan ketidakadilan
jadi sesuatu yang biasa
bagai anak ayam yang kehilangan induknya
semua berlarian seliar-liarnya
berbuat apapun sesuka hatinya
katanya ini negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa
tapi nyatanya ...
katanya ini negara yang ber-Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
tapi nyatanya ...
katanya ini negara yang ber-Persatuan Indonesia
tapi nyatanya ...
katanya ini negara yang ber-Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
tapi nyatanya ...
katanya ini negara yang ber-Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
tapi nyatanya ...
katanya ini negara Pancasila
tapi nyatanya ...
BUNGA
relakan hujan itu menghaturkan pesannya
ketika kemarau telah keringkan sang bunga
hanya berharap pada detik nafas terakhir
tersimpan bongkahan asa membuncah
tuk tegar bergelayut di tangkai kehidupan
bunga, tetaplah bertahan
tatkala badai menerpa tubuhmu
kabut aral halangi laju inginmu
kuatlah sebagas sinar mentari
menembus sisi gelap lorong gua keraguan
kepalkan yakinmu
engkau mampu
engkau kan bisa
wujudkan apa yang kau citakan
...
ketika kemarau telah keringkan sang bunga
hanya berharap pada detik nafas terakhir
tersimpan bongkahan asa membuncah
tuk tegar bergelayut di tangkai kehidupan
bunga, tetaplah bertahan
tatkala badai menerpa tubuhmu
kabut aral halangi laju inginmu
kuatlah sebagas sinar mentari
menembus sisi gelap lorong gua keraguan
kepalkan yakinmu
engkau mampu
engkau kan bisa
wujudkan apa yang kau citakan
...
Minggu, 03 Juli 2011
PageRank 2
Alhamdulillah sesuai dengan update PageRank dari prchecker.info, blog yang sederhana ini akhirnya mendapatkan pagerank 2.
Terima kasih saya sampaikan kepada semua sobat blogger yang selama ini senantiasa saling support dan berkunjung, sukses selalu buat semuanya.
Terima kasih saya sampaikan kepada semua sobat blogger yang selama ini senantiasa saling support dan berkunjung, sukses selalu buat semuanya.
Selasa, 14 Juni 2011
SENANDUNG CINTA KALA SENJA
engkau adalah kuntum senyumku
engkau adalah tetes hujan kemarauku
ketika dekapan wangimu menyergapku
terlupa deritaku menahan hempasan rindu
terasa ringan beban di bahuku
engkau hibahkan makna
pada hampa rasaku
engkau realitakan
mimpi-mimpi mayaku
engkau nyawakan kembali
cintaku yang telah mati
...
engkau adalah tetes hujan kemarauku
ketika dekapan wangimu menyergapku
terlupa deritaku menahan hempasan rindu
terasa ringan beban di bahuku
engkau hibahkan makna
pada hampa rasaku
engkau realitakan
mimpi-mimpi mayaku
engkau nyawakan kembali
cintaku yang telah mati
...
KELUH HATI
kau salahkan aku begitu rupa
ketika aduan mereka tersampaikan
tanpa mau kau dengar apa kataku
kau tepikan aku begitu saja
menafikan semua yang pernah ada
melalaikan keberadaanku tuk kau rengkuh egomu
tatkala realita berpihak padaku
terbuka semua tirai hitam selama ini menutupi
berlawanan dengan apa yang kau percaya
kau pun hanya diam tak bicara
seakan tak pernah merasa
menanam tumbuhan lara di ladang hatiku
lisanmu yang dulu sudutkanku
pun sikapmu yang dingin tak pedulikanku
seolah tak pernah menghantamkan kepedihan
ke dada kecilku ini
hebat kau memang hebat
mungkin kosa kata maaf
telah menghilang dari kamus hatimu
mungkin mengakui keliru
terlalu memalukan bagimu
tak apalah tak mengapa
aku takkan pinta apapun
menuntut pun kan percumakan waktuku
karena aku tahu kau memang begitu
...
ketika aduan mereka tersampaikan
tanpa mau kau dengar apa kataku
kau tepikan aku begitu saja
menafikan semua yang pernah ada
melalaikan keberadaanku tuk kau rengkuh egomu
tatkala realita berpihak padaku
terbuka semua tirai hitam selama ini menutupi
berlawanan dengan apa yang kau percaya
kau pun hanya diam tak bicara
seakan tak pernah merasa
menanam tumbuhan lara di ladang hatiku
lisanmu yang dulu sudutkanku
pun sikapmu yang dingin tak pedulikanku
seolah tak pernah menghantamkan kepedihan
ke dada kecilku ini
hebat kau memang hebat
mungkin kosa kata maaf
telah menghilang dari kamus hatimu
mungkin mengakui keliru
terlalu memalukan bagimu
tak apalah tak mengapa
aku takkan pinta apapun
menuntut pun kan percumakan waktuku
karena aku tahu kau memang begitu
...
Minggu, 12 Juni 2011
JEJAK SANG MANTAN
bibir mimpimu
mengecup lembut bibir mimpiku
akupun tunduk ikuti arah telunjuk hatimu
merebah di ranjang lembutmu
aku jatuh ..
kuakui aku luruh
ku nikmati setiap sentuhan itu
lalu ku terjaga ..
dan kaupun telah berlalu
bukan saat ini
namun itu telah menahun
kau tanamkan lara di padang gersang hatiku
belumlah tersembuhkan hingga kini
membekas terlalu dalam di benakku
tercipta luka menganga di dinding jiwaku
sampai kapan kau bertahan mengusikku
tak jera senyumkan mimpiku
nelangsakan nyataku
jejakmu tak terkhilafkan
namun engkau ku teduhkan di ruang silamku
tenanglah disana, mantanku
mengecup lembut bibir mimpiku
akupun tunduk ikuti arah telunjuk hatimu
merebah di ranjang lembutmu
aku jatuh ..
kuakui aku luruh
ku nikmati setiap sentuhan itu
lalu ku terjaga ..
dan kaupun telah berlalu
bukan saat ini
namun itu telah menahun
kau tanamkan lara di padang gersang hatiku
belumlah tersembuhkan hingga kini
membekas terlalu dalam di benakku
tercipta luka menganga di dinding jiwaku
sampai kapan kau bertahan mengusikku
tak jera senyumkan mimpiku
nelangsakan nyataku
jejakmu tak terkhilafkan
namun engkau ku teduhkan di ruang silamku
tenanglah disana, mantanku
Minggu, 29 Mei 2011
AMNESIA
berulang kali kebodohan itu
berkali jatuh di lubang yang sama
seolah tak pernah siuman dari ketidaksadaran ini
seakan terlupa pada semua kesalahan yang terjadi
termangu dalam kepungan tanya
mengapa bisa seperti ini?
ada apa dengan semua ini?
terpuruk di ujung waktu
tanpa kompas memandu haluan
terkurung dalam penjara tak berterali
tiada daya, terlalu ringkih
tuk terjemahkan isyarat semesta
...
berkali jatuh di lubang yang sama
seolah tak pernah siuman dari ketidaksadaran ini
seakan terlupa pada semua kesalahan yang terjadi
termangu dalam kepungan tanya
mengapa bisa seperti ini?
ada apa dengan semua ini?
terpuruk di ujung waktu
tanpa kompas memandu haluan
terkurung dalam penjara tak berterali
tiada daya, terlalu ringkih
tuk terjemahkan isyarat semesta
...
Jumat, 20 Mei 2011
20 Mei Hari Kebangkitan Nasional ?
20 Mei adalah Hari Kebangkitan Nasional
tetapi ..
ketika rasa egoisme
begitu meraja
kepentingan individu maupun kelompok
begitu diutamakan
maka ..
Kebangkitan Nasional yang diharapkan negeri ini
hanyalah menjadi simbol kosong belaka
fantasi tak berarti
cita-cita tanpa makna
sampai kapan semua ini terjadi?
entahlah ...
tetapi ..
ketika rasa egoisme
begitu meraja
kepentingan individu maupun kelompok
begitu diutamakan
maka ..
Kebangkitan Nasional yang diharapkan negeri ini
hanyalah menjadi simbol kosong belaka
fantasi tak berarti
cita-cita tanpa makna
sampai kapan semua ini terjadi?
entahlah ...
Jumat, 06 Mei 2011
SETAHUN KEMARIN
( Rangkaian Kata Mengenang Setahun Wafatnya Ibunda Tercinta )
6 Mei 2010
saat dimana Engkau menutup mata
hembuskan lembut nafas terakhir
meninggalkan dunia fana ini
mengakhiri semua rasa sakit
seiring kumandang gema adzan isya'
kembali pada pelukan Sang Pencipta
6 Mei 2011
tak terasa setahun sudah berlalu
Engkau tinggalkan jejak kehilangan
begitu mendalam di ruang hati ini
tak terasa setahun telah bergulir
Engkau berteduh dalam dekapan kasih sayang-Nya
Ibunda Tersayang ..
Cinta, Rindu dan Do'a terhaturkan selalu
semoga Sang Pencipta senantiasa merahmati Engkau di alam sana
dan berkenan kelak pertemukan kembali di syurga-Nya
amiin ya Robbal 'alamiin ...
6 Mei 2010
saat dimana Engkau menutup mata
hembuskan lembut nafas terakhir
meninggalkan dunia fana ini
mengakhiri semua rasa sakit
seiring kumandang gema adzan isya'
kembali pada pelukan Sang Pencipta
6 Mei 2011
tak terasa setahun sudah berlalu
Engkau tinggalkan jejak kehilangan
begitu mendalam di ruang hati ini
tak terasa setahun telah bergulir
Engkau berteduh dalam dekapan kasih sayang-Nya
Ibunda Tersayang ..
Cinta, Rindu dan Do'a terhaturkan selalu
semoga Sang Pencipta senantiasa merahmati Engkau di alam sana
dan berkenan kelak pertemukan kembali di syurga-Nya
amiin ya Robbal 'alamiin ...
Senin, 02 Mei 2011
KAU SATU KALA RINDU (KSKR)
MAKSUD HATIKU MENUNDUKKAN RINDU
APA DAYA SEMAKIN MERINDU SUNGGUH
BUKAN MENGUNCUP TUK MENCIUT
KIAN MENGERUCUT LURUHKU MENUJUMU
BERNAUNG KU NYAMAN PADA ASA TENTANGMU
BERSANDAR KU TEGAR PADA PILAR BIJAKMU
SENDIRI KU MENEKUR DIRI
KEMBARAKAN BENAK INI PADAMU
MENJAWAB SEMUA TANYA RAGU
SELAMA INI JADI RANJAU DI HATI
ENGKAU MUARA
SEGALA ALIRAN RASAKU
ENGKAU TUJUAN
SEGALA ARAH HARAPKU
ENGKAULAH SATU KALA RINDU
...
APA DAYA SEMAKIN MERINDU SUNGGUH
BUKAN MENGUNCUP TUK MENCIUT
KIAN MENGERUCUT LURUHKU MENUJUMU
BERNAUNG KU NYAMAN PADA ASA TENTANGMU
BERSANDAR KU TEGAR PADA PILAR BIJAKMU
SENDIRI KU MENEKUR DIRI
KEMBARAKAN BENAK INI PADAMU
MENJAWAB SEMUA TANYA RAGU
SELAMA INI JADI RANJAU DI HATI
ENGKAU MUARA
SEGALA ALIRAN RASAKU
ENGKAU TUJUAN
SEGALA ARAH HARAPKU
ENGKAULAH SATU KALA RINDU
...
Label:
Rangkai Kata,
Renungan,
RUANG BIJAK
Jumat, 08 April 2011
KALIAN (BUKAN) WAKIL KAMI
masihkah menebar benih harap
meski tanah ini semakin gersang
pusaka yang mungkin tak lagi bertuah
hanya tinggal cerita usang
lantunan hujan setiap saat bersenandung
namun tak mampu tumbuhkan nyali baiknya
masih sembunyikan bintang
atau sinarnya memang telah musnah
hanya jadi kisah kusam
tanah ini bukanlah yang dulu
kini tanah ini penuh koar hampa
dan sosok seribu wajah
ketika kenyataan telah lugas bicara
gamblang telanjangi janji yang teringkari
kalian setia merangkai berjuta alasan
merias dusta dengan bedak kebohongan
menjual mimpi-mimpi mewah begitu melenakan
membuai kesadaran benak ini
hingga terlupa berulang kali
mimpi-mimpi itu kosong tanpa makna
terburamkan begitu rupa
kalian telah membunuh sisa rasa percaya kami
maaf .. maafkan kami
kalian bukanlah wakil kami
karena wakil kami, pastinya
memahami keinginan kami
mengerti kemauan kami
mendengar rintihan kami
melihat nestapa kami
sedangkan kalian ? ...
...
meski tanah ini semakin gersang
pusaka yang mungkin tak lagi bertuah
hanya tinggal cerita usang
lantunan hujan setiap saat bersenandung
namun tak mampu tumbuhkan nyali baiknya
masih sembunyikan bintang
atau sinarnya memang telah musnah
hanya jadi kisah kusam
tanah ini bukanlah yang dulu
kini tanah ini penuh koar hampa
dan sosok seribu wajah
ketika kenyataan telah lugas bicara
gamblang telanjangi janji yang teringkari
kalian setia merangkai berjuta alasan
merias dusta dengan bedak kebohongan
menjual mimpi-mimpi mewah begitu melenakan
membuai kesadaran benak ini
hingga terlupa berulang kali
mimpi-mimpi itu kosong tanpa makna
terburamkan begitu rupa
kalian telah membunuh sisa rasa percaya kami
maaf .. maafkan kami
kalian bukanlah wakil kami
karena wakil kami, pastinya
memahami keinginan kami
mengerti kemauan kami
mendengar rintihan kami
melihat nestapa kami
sedangkan kalian ? ...
...
Selasa, 29 Maret 2011
JEJAK WANGIMU
mengurai wangimu
tertinggal di pelataran hatiku
tiupkan satu nafas
tak pernah terhirup sebelumnya
engkau geletarkan rongga rasaku
menepuk lembut dinding sukma
sekian waktu bermahkota rindu
engkau tetesan embun
pada relung kemarau jiwaku
ingin bertamu ke rumah batinmu
berbincang tentang jejak wangi
yang engkau tinggalkan
tak perlu kau takut
ku usik tenangmu
aku hanya terjemahkan
ada rasa tak biasa di hatiku
...
tertinggal di pelataran hatiku
tiupkan satu nafas
tak pernah terhirup sebelumnya
engkau geletarkan rongga rasaku
menepuk lembut dinding sukma
sekian waktu bermahkota rindu
engkau tetesan embun
pada relung kemarau jiwaku
ingin bertamu ke rumah batinmu
berbincang tentang jejak wangi
yang engkau tinggalkan
tak perlu kau takut
ku usik tenangmu
aku hanya terjemahkan
ada rasa tak biasa di hatiku
...
Jumat, 18 Maret 2011
RASA TAK BERMAKNA
bukan pada ruang ini aku berada
menjejak semu apungkan rasa
semua takkan bermakna
aku tahu aku siakan ini
aku tahu aku percumakan waktu
apa pedulimu tentang semua ini
tak ada
ya engkau takkan pernah ada
meski sekedar tuk menolehku
aku mengerti
engkau takkan pernah mengerti
aku memahami
engkau takkan pantaskan aku lagi
aku melahap lezatnya menu
yang tak pernah tersajikan
aku rapuhkan renta rasaku
pada asa yang tak pernah tercipta
...
menjejak semu apungkan rasa
semua takkan bermakna
aku tahu aku siakan ini
aku tahu aku percumakan waktu
apa pedulimu tentang semua ini
tak ada
ya engkau takkan pernah ada
meski sekedar tuk menolehku
aku mengerti
engkau takkan pernah mengerti
aku memahami
engkau takkan pantaskan aku lagi
aku melahap lezatnya menu
yang tak pernah tersajikan
aku rapuhkan renta rasaku
pada asa yang tak pernah tercipta
...
Rabu, 16 Maret 2011
GEMPA BUMI ; TSUNAMI JEPANG ; ANCAMAN RADIASI NUKLIR
( rangkaian kata tentang kejadian gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang pada hari Jum'at 11 Maret 2011 )
getaran hebat itu mengguncang begitu kuat
meretakkan kokohnya bangunan
pun megahnya gedung dan hunian
belum sempat lega bernafas
belum reda panik melanda
gulungan air bah datang deras menghantam
dahsyatnya tsunami menerjang tanpa haluan
tanpa ampun menggerus apapun yang terlewati
kapal, mobil, rumah, bangunan pun manusia
dan segala yang menghadangnya
luluhlantakkan semua rata tanah
hanya sisakan puing-puing berserakan
jasad-jasad tak bernyawa
belum sempat mengusap tangis
belum reda duka menyesak
kini ancaman radiasi di depan mata
reaktor nuklir meledak begitu rupa
cemaskan ribuan jiwa yang masih terpeluk nelangsa
memeluk rapuhnya harapan
entah kapan ini kan tersudahi
jika alam telah murka
takkan ada yang mampu meredamnya
jika Tuhan telah berkehendak
takkan ada yang kuasa melawan-Nya
haturan rasa simpati
dan duka cita yang sedalamnya
tersampaikan untukmu
saudara sebumiku, bangsa Jepang ...
Sumber foto : vivanews , kompas.com
getaran hebat itu mengguncang begitu kuat
meretakkan kokohnya bangunan
pun megahnya gedung dan hunian
belum sempat lega bernafas
belum reda panik melanda
gulungan air bah datang deras menghantam
dahsyatnya tsunami menerjang tanpa haluan
tanpa ampun menggerus apapun yang terlewati
kapal, mobil, rumah, bangunan pun manusia
dan segala yang menghadangnya
luluhlantakkan semua rata tanah
hanya sisakan puing-puing berserakan
jasad-jasad tak bernyawa
belum sempat mengusap tangis
belum reda duka menyesak
kini ancaman radiasi di depan mata
reaktor nuklir meledak begitu rupa
cemaskan ribuan jiwa yang masih terpeluk nelangsa
memeluk rapuhnya harapan
entah kapan ini kan tersudahi
jika alam telah murka
takkan ada yang mampu meredamnya
jika Tuhan telah berkehendak
takkan ada yang kuasa melawan-Nya
haturan rasa simpati
dan duka cita yang sedalamnya
tersampaikan untukmu
saudara sebumiku, bangsa Jepang ...
Sumber foto : vivanews , kompas.com
Jumat, 25 Februari 2011
GANJILKU TERGENAPI
bintang bertebaran mengitari langit benak
menguasai waktu dalam baiknya
kupu-kupu berterbangan kelilingi jagad kecilku
turut bersuka dalam anggunnya
melayarkan biduk menuju peraduannya
letihku terlunasi sekuntum senyuman itu
merekah menyanjung rasa dinanti
ganjil hati beranjak tergenapi
tak lagi terbawa arus labil perasaan itu
engkau bukan fanaku
yakiniku apa yang telah terpilih
engkau teduhan rindangku
tempatku nyaman sandarkan segalaku
memahat aksara pada semesta hati
engkau hidupkan hidupku
menguasai waktu dalam baiknya
kupu-kupu berterbangan kelilingi jagad kecilku
turut bersuka dalam anggunnya
melayarkan biduk menuju peraduannya
letihku terlunasi sekuntum senyuman itu
merekah menyanjung rasa dinanti
ganjil hati beranjak tergenapi
tak lagi terbawa arus labil perasaan itu
engkau bukan fanaku
yakiniku apa yang telah terpilih
engkau teduhan rindangku
tempatku nyaman sandarkan segalaku
memahat aksara pada semesta hati
engkau hidupkan hidupku
Selasa, 15 Februari 2011
PINJAM HATIMU
salut tersampaikan
pun kagum mengindahkan
tatkala tersaji hati nan rupawan
tercerminkan dalam lisan yang menyejukkan
berhiaskan santunnya perilaku
berilmu langit jejak tetap membumi
naluri berbagi tak beralas pamrih
tak silau pujian
selalu kembalikan semua pada kuasa-Nya
tak terhitung insan
haturkan beragam sanjungan
namun engkau senantiasa terpeluk tawadlu
bolehkah aku pinjam hatimu kawan?
pun kagum mengindahkan
tatkala tersaji hati nan rupawan
tercerminkan dalam lisan yang menyejukkan
berhiaskan santunnya perilaku
berilmu langit jejak tetap membumi
naluri berbagi tak beralas pamrih
tak silau pujian
selalu kembalikan semua pada kuasa-Nya
tak terhitung insan
haturkan beragam sanjungan
namun engkau senantiasa terpeluk tawadlu
bolehkah aku pinjam hatimu kawan?
Sabtu, 05 Februari 2011
MENJAGA ASA
dalam dekapan malam
kita berbincang mesra
dalam peluk pengertian
kita selaraskan beda
dalam telaga rindu
kita mendayung syahdu
dalam kecupan cemburu
kita menjaga rasa
dalam senandung jiwa
kita merdukan nada sumbang
mungkin
kita tak selalu seiya sekata
terkadang juga
terlalu rajakan ego kita
membuka lebar ruang hati
saling memberi menerima
memahami ragam warna diri
saling mengisi melengkapi
menjaga prasasti asa kita yang telah terikrarkan
kita berbincang mesra
dalam peluk pengertian
kita selaraskan beda
dalam telaga rindu
kita mendayung syahdu
dalam kecupan cemburu
kita menjaga rasa
dalam senandung jiwa
kita merdukan nada sumbang
mungkin
kita tak selalu seiya sekata
terkadang juga
terlalu rajakan ego kita
membuka lebar ruang hati
saling memberi menerima
memahami ragam warna diri
saling mengisi melengkapi
menjaga prasasti asa kita yang telah terikrarkan
Jumat, 04 Februari 2011
INIKAH INDONESIA KITA ?
akumulasi nelangsa
tergambarkan begitu rupa
tak cukup retorika
pulihkan realita tak wajar ini
warna kesenjangan
kian menajam hitam dan putih
ada mereka
yang berlomba menumpuk materi hingga apapun sanggup terbeli
ada mereka
yang tertatih mengais keping recehan berjuang menyambung hidupnya
ada mereka
yang menangis sedih kehilangan materi yang bertahun terhimpun di lumbung hartanya
ada mereka
yang menangis pedih tak mampu sekedar penuhi nafkah sehari-hari anak istrinya
ada mereka
yang begitu mudahnya tuk dapatkan kenaikan gaji yang sebenarnya telah berlimpah
ada mereka
yang harus membanting tulang berjuang demi sesuap nasi pertahankan hidupnya
ada mereka
yang bisa berleha-leha ria berkelana bebas meski tengah di balik terali besi
ada mereka
yang hanya bisa menikmati sempit dan pengapnya ruangan bui tak manusiawi
miskin kaya memang realita
yang pasti selalu ada setiap masa
namun jangan biarkan
si miskin kian tersisih tak berarti
si kaya semakin berfoya menggurita
ada banyak kisah tentang mereka dan mereka
takkan cukup ruang dan kata
tuk mengungkapkan semua
segalanya terpampang begitu nyata
Inikah Indonesia ku?
Indonesia mu?
Indonesia kita?
...
tergambarkan begitu rupa
tak cukup retorika
pulihkan realita tak wajar ini
warna kesenjangan
kian menajam hitam dan putih
ada mereka
yang berlomba menumpuk materi hingga apapun sanggup terbeli
ada mereka
yang tertatih mengais keping recehan berjuang menyambung hidupnya
ada mereka
yang menangis sedih kehilangan materi yang bertahun terhimpun di lumbung hartanya
ada mereka
yang menangis pedih tak mampu sekedar penuhi nafkah sehari-hari anak istrinya
ada mereka
yang begitu mudahnya tuk dapatkan kenaikan gaji yang sebenarnya telah berlimpah
ada mereka
yang harus membanting tulang berjuang demi sesuap nasi pertahankan hidupnya
ada mereka
yang bisa berleha-leha ria berkelana bebas meski tengah di balik terali besi
ada mereka
yang hanya bisa menikmati sempit dan pengapnya ruangan bui tak manusiawi
miskin kaya memang realita
yang pasti selalu ada setiap masa
namun jangan biarkan
si miskin kian tersisih tak berarti
si kaya semakin berfoya menggurita
ada banyak kisah tentang mereka dan mereka
takkan cukup ruang dan kata
tuk mengungkapkan semua
segalanya terpampang begitu nyata
Inikah Indonesia ku?
Indonesia mu?
Indonesia kita?
...
Label:
curhat,
Rangkai Kata,
Renungan
YANG TELAH BERLALU
takkan ku biarkan engkau terus bertahta
erosikan dinding setiaku padanya
kau tetaplah terpandang begitu indah
meski kini bukanlah yang terindah
telah ada dirinya yang bertahta di singgasana hatiku
menempati ruang termegah di istanaku
kau telah berlalu
namun kau takkan terlupakan
kau masihlah disini
bersemayam tenang di pusara masa silamku
erosikan dinding setiaku padanya
kau tetaplah terpandang begitu indah
meski kini bukanlah yang terindah
telah ada dirinya yang bertahta di singgasana hatiku
menempati ruang termegah di istanaku
kau telah berlalu
namun kau takkan terlupakan
kau masihlah disini
bersemayam tenang di pusara masa silamku
Sabtu, 29 Januari 2011
JENGAH
JENGAH - PAS Band
Kita jengah dengarkan banyak alasan
kita bosan dengarkan cerita
bagaimana tidak bosan ... karena ...
hanya bisa bicara ... ternyata! ...
tak pernah ada
bukti yang langsung terasa
dan nyata untuk kita
Kita muak semua
melihat akibatnya ternyata
tetap menjadi
upeti disana sini
korupsi menggila lagi
Kita pun jengah
dengarkan banyak alasan
kita bosan
dengarkan cerita
Kita jadi saksi...teriak ...
orang besar bicara...ternyata ...
hanya bisa
perpanas suasana
saling rebut singgasana
Kita jadi saksi !...semua...
orang ingin bicara ... merasa...
kebenaran
miliknya hanya miliknya
dan semua hanya milikinya
Kita jadi saksi teriak
orang besar bicara ternyata hanya bisa
perkeruh suasana
saling jatuh singgasana
Kita saksi semua
dari akibat genre ternyata membingungkan
terombang ambing berita
penguasa punya cerita
...
Kita jengah dengarkan banyak alasan
kita bosan dengarkan cerita
bagaimana tidak bosan ... karena ...
hanya bisa bicara ... ternyata! ...
tak pernah ada
bukti yang langsung terasa
dan nyata untuk kita
Kita muak semua
melihat akibatnya ternyata
tetap menjadi
upeti disana sini
korupsi menggila lagi
Kita pun jengah
dengarkan banyak alasan
kita bosan
dengarkan cerita
Kita jadi saksi...teriak ...
orang besar bicara...ternyata ...
hanya bisa
perpanas suasana
saling rebut singgasana
Kita jadi saksi !...semua...
orang ingin bicara ... merasa...
kebenaran
miliknya hanya miliknya
dan semua hanya milikinya
Kita jadi saksi teriak
orang besar bicara ternyata hanya bisa
perkeruh suasana
saling jatuh singgasana
Kita saksi semua
dari akibat genre ternyata membingungkan
terombang ambing berita
penguasa punya cerita
...
DISTORSI
DISTORSI - Ahmad Band
Maunya selalu memberantas kemiskinan
tapi ada yang selalu kuras uang rakyat
ada yang sok aksi buka mulut protas protes
tapi sayang mulutnya selalu beraroma alkohol
Yang muda mabuk, yang tua korup
korup terus, mabuk terus
jayalah negeri ini, jayalah negeri ini
merdeka...!!
Maunya selalu menegakkan keadilan
tapi masih saja ada sisa hukum rimba
ada yang coba-coba sadarkan penguasa
Tapi sayang yang coba sadarkan
sadar aja nggak pernah
setiap hari mabuk
ngoceh soal politik
Setiap hari korup
ngoceh soal krisis ekonomi
perut kekenyangan bahas soal kelaparan
kapitalis sejati malah ngomongin soal keadilan sosial
Selalu monopoli!
ngoceh soal pemerataan
setiap hari tucau
ngoceh soal kebobrokan
...
Maunya selalu memberantas kemiskinan
tapi ada yang selalu kuras uang rakyat
ada yang sok aksi buka mulut protas protes
tapi sayang mulutnya selalu beraroma alkohol
Yang muda mabuk, yang tua korup
korup terus, mabuk terus
jayalah negeri ini, jayalah negeri ini
merdeka...!!
Maunya selalu menegakkan keadilan
tapi masih saja ada sisa hukum rimba
ada yang coba-coba sadarkan penguasa
Tapi sayang yang coba sadarkan
sadar aja nggak pernah
setiap hari mabuk
ngoceh soal politik
Setiap hari korup
ngoceh soal krisis ekonomi
perut kekenyangan bahas soal kelaparan
kapitalis sejati malah ngomongin soal keadilan sosial
Selalu monopoli!
ngoceh soal pemerataan
setiap hari tucau
ngoceh soal kebobrokan
...
Jumat, 28 Januari 2011
SENYUMKAN LARA ( Berdamai Dengan Luka )
bersenda gurau dengan risau
bersenyawa dengan gelisah
bermesraan nikmati luka
bercumbu intim dengan getirnya
pelukan selimut pedih
terasa menghangatkan
senyumkan deraan lara
begitu mendamaikan
beningkan kaca hati
tuk bercermin
jernihkan telaga batin
tuk memahami
...
bersenyawa dengan gelisah
bermesraan nikmati luka
bercumbu intim dengan getirnya
pelukan selimut pedih
terasa menghangatkan
senyumkan deraan lara
begitu mendamaikan
beningkan kaca hati
tuk bercermin
jernihkan telaga batin
tuk memahami
...
TAUFIQ ISMAIL
Taufiq Ismail, terlahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 25 Juni 1935 ; umur 75 tahun, ialah seorang sastrawan Indonesia yang sangat dikagumi karena karya-karyanya.
Dilahirkan di Bukittinggi dan dibesarkan di Pekalongan, ia tumbuh dalam keluarga guru dan wartawan yang suka membaca. Ia telah bercita-cita menjadi sastrawan sejak masih SMA. Dengan pilihan sendiri, ia menjadi dokter hewan dan ahli peternakan karena ingin memiliki bisnis peternakan guna menafkahi cita-cita kesusastraannya. Ia tamat FKHP-UI Bogor pada 1963 tapi gagal punya usaha ternak yang dulu direncanakannya di sebuah pulau di Selat Malaka.
Semasa kuliah aktif sebgai Ketua Senat Mahasiswa FKHP-UI (1960-1961) dan WaKa Dewan Mahasiswa UI (1961-1962).
Di Bogor pernah jadi guru di SKP Pamekar dan SMA Regina Pacis, juga mengajar di IPB. Karena menandatangani Manifesto Kebudayaan, gagal melanjutkan studi manajemen peternakan di Florida (1964) dan dipecat sebagai dosen di Institut Pertanian Bogor. Ia menulis di berbagai media, jadi wartawan, salah seorang pendiri Horison (1966), ikut mendirikan DKJ dan jadi pimpinannya, Pj. Direktur TIM, Rektor LPKJ dan Manajer Hubungan Luar Unilever. Penerima beasiswa AFS International Scholarship, sejak 1958 aktif di AFS Indonesia, menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Bina Antarbudaya, penyelenggara pertukaran pelajar antarbangsa yang selama 41 tahun (sejak 1957) telah mengirim 1700 siswa ke 15 negara dan menerima 1600 siswa asing di sini. Taufiq terpilih menjadi anggota Board of Trustees AFSIS di New York, 1974-1976.
Pengkategoriannya sebagai penyair Angkatan '66 oleh Hans Bague Jassin merisaukannya, misalnya dia puas diri lantas proses penulisannya macet. Ia menulis buku kumpulan puisi, seperti Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Tirani dan Benteng, Tirani, Benteng, Buku Tamu Musim Perjuangan, Sajak Ladang Jagung, Kenalkan, Saya Hewan, Puisi-puisi Langit, Prahara Budaya:Kilas Balik Ofensif Lekra/PKI dkk, Ketika Kata Ketika Warna, Seulawah-Antologi Sastra Aceh, dan lain-lain.
Banyak puisinya dinyanyikan Himpunan Musik Bimbo, pimpinan Samsudin Hardjakusumah, atau sebaliknya ia menulis lirik buat mereka dalam kerja sama. Iapun menulis lirik buat Chrisye, Yan Antono (dinyanyikan Ahmad Albar) dan Ucok Harahap. Menurutnya kerja sama semacam ini penting agar jangkauan publik puisi lebih luas.
Taufiq sering membaca puisi di depan umum. Di luar negeri, ia telah baca puisi di berbagai festival dan acara sastra di 24 kota Asia, Australia, Amerika, Eropa, dan Afrika sejak 1970. Baginya, puisi baru ‘memperoleh tubuh yang lengkap’ jika setelah ditulis, dibaca di depan orang. Pada April 1993 ia membaca puisi tentang Syekh Yusuf dan Tuan Guru, para pejuang yang dibuang VOC ke Afrika Selatan tiga abad sebelumnya, di 3 tempat di Cape Town (1993), saat apartheid baru dibongkar. Pada Agustus 1994 membaca puisi tentang Laksamana Cheng Ho di masjid kampung kelahiran penjelajah samudra legendaris itu di Yunan, RRC, yang dibacakan juga terjemahan Mandarinnya oleh Chan Maw Yoh.
Bosan dengan kecenderungan puisi Indonesia yang terlalu serius, di awal 1970-an menggarap humor dalam puisinya. Sentuhan humor terasa terutama dalam puisi berkabar atau narasinya. Mungkin dalam hal ini tiada teman baginya di Indonesia. Antologi puisinya berjudul Rendez-Vous diterbitkan di Rusia dalam terjemahan Victor Pogadaev dan dengan ilustrasi oleh Aris Aziz dari Malaysia (Rendez-Vous. Puisi Pilihan Taufiq Ismail. Moskow: Humanitary, 2004.)
Penghargaan
Mendapat Anugerah Seni dari Pemerintah (1970), Cultural Visit Award Pemerintah Australia (1977), South East Asia Write Award dari Kerajaan Thailand (1994), Penulisan Karya Sastra dari Pusat Bahasa (1994). Dua kali ia menjadi penyair tamu di Universitas Iowa, Amerika Serikat (1971-1972 dan 1991-1992), lalu pengarang tamu di Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur (1993).
Puisi Karya Taufiq Ismail
DOA
tertanggal tahun 1966
Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin
Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan asmaMu
Bertahun di negeri ini
Semoga
Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin.
Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini
tertanggal tahun 1966
Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hanyut
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran:
“Duli Tuanku”?
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang ditepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka
Kita yang tak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
...
SAJAK KARYA WS RENDRA
Orang-Orang Miskin
Oleh : W.S. Rendra
Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam selokan,
yang kalah di dalam pergulatan,
yang diledek oleh impian,
janganlah mereka ditinggalkan.
Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala,
mengandung buah jalan raya.
Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya.
Tak bisa kamu abaikan.
Bila kamu remehkan mereka,
di jalan kamu akan diburu bayangan.
Tidurmu akan penuh igauan,
dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka.
Jangan kamu bilang negara ini kaya
karena orang-orang berkembang di kota dan di desa.
Jangan kamu bilang dirimu kaya
bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya.
Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu.
Dan perlu diusulkan
agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda.
Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.
Orang-orang miskin di jalan
masuk ke dalam tidur malammu.
Perempuan-perempuan bunga raya
menyuapi putra-putramu.
Tangan-tangan kotor dari jalanan
meraba-raba kaca jendelamu.
Mereka tak bisa kamu biarkan.
Jumlah mereka tak bisa kamu mistik menjadi nol.
Mereka akan menjadi pertanyaan
yang mencegat ideologimu.
Gigi mereka yang kuning
akan meringis di muka agamamu.
Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang-gang gelap
akan hinggap di gorden presidenan
dan buku programma gedung kesenian.
Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah,
bagai udara panas yang selalu ada,
bagai gerimis yang selalu membayang.
Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisau
tertuju ke dada kita,
atau ke dada mereka sendiri.
O, kenangkanlah :
orang-orang miskin
juga berasal dari kemah Ibrahim
Yogya, 4 Pebruari 1978
Aku Tulis Pamplet Ini
Oleh : W.S. Rendra
Aku tulis pamplet ini
karena lembaga pendapat umum
ditutupi jaring labah-labah
Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,
dan ungkapan diri ditekan
menjadi peng – iya – an
Apa yang terpegang hari ini
bisa luput besok pagi
Ketidakpastian merajalela.
Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki
menjadi marabahaya
menjadi isi kebon binatang
Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,
maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam
Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.
Tidak mengandung perdebatan
Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan
Aku tulis pamplet ini
karena pamplet bukan tabu bagi penyair
Aku inginkan merpati pos.
Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku
Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.
Aku tidak melihat alasan
kenapa harus diam tertekan dan termangu.
Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.
Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.
Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ?
Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.
Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.
Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api.
Rembulan memberi mimpi pada dendam.
Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah
yang teronggok bagai sampah
Kegamangan. Kecurigaan.
Ketakutan.
Kelesuan.
Aku tulis pamplet ini
karena kawan dan lawan adalah saudara
Di dalam alam masih ada cahaya.
Matahari yang tenggelam diganti rembulan.
Lalu besok pagi pasti terbit kembali.
Dan di dalam air lumpur kehidupan,
aku melihat bagai terkaca :
ternyata kita, toh, manusia !
Pejambon Jakarta 27 April 1978
..
Oleh : W.S. Rendra
Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam selokan,
yang kalah di dalam pergulatan,
yang diledek oleh impian,
janganlah mereka ditinggalkan.
Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala,
mengandung buah jalan raya.
Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya.
Tak bisa kamu abaikan.
Bila kamu remehkan mereka,
di jalan kamu akan diburu bayangan.
Tidurmu akan penuh igauan,
dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka.
Jangan kamu bilang negara ini kaya
karena orang-orang berkembang di kota dan di desa.
Jangan kamu bilang dirimu kaya
bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya.
Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu.
Dan perlu diusulkan
agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda.
Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.
Orang-orang miskin di jalan
masuk ke dalam tidur malammu.
Perempuan-perempuan bunga raya
menyuapi putra-putramu.
Tangan-tangan kotor dari jalanan
meraba-raba kaca jendelamu.
Mereka tak bisa kamu biarkan.
Jumlah mereka tak bisa kamu mistik menjadi nol.
Mereka akan menjadi pertanyaan
yang mencegat ideologimu.
Gigi mereka yang kuning
akan meringis di muka agamamu.
Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang-gang gelap
akan hinggap di gorden presidenan
dan buku programma gedung kesenian.
Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah,
bagai udara panas yang selalu ada,
bagai gerimis yang selalu membayang.
Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisau
tertuju ke dada kita,
atau ke dada mereka sendiri.
O, kenangkanlah :
orang-orang miskin
juga berasal dari kemah Ibrahim
Yogya, 4 Pebruari 1978
Aku Tulis Pamplet Ini
Oleh : W.S. Rendra
Aku tulis pamplet ini
karena lembaga pendapat umum
ditutupi jaring labah-labah
Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,
dan ungkapan diri ditekan
menjadi peng – iya – an
Apa yang terpegang hari ini
bisa luput besok pagi
Ketidakpastian merajalela.
Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki
menjadi marabahaya
menjadi isi kebon binatang
Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,
maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam
Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.
Tidak mengandung perdebatan
Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan
Aku tulis pamplet ini
karena pamplet bukan tabu bagi penyair
Aku inginkan merpati pos.
Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku
Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.
Aku tidak melihat alasan
kenapa harus diam tertekan dan termangu.
Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.
Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.
Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ?
Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.
Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.
Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api.
Rembulan memberi mimpi pada dendam.
Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah
yang teronggok bagai sampah
Kegamangan. Kecurigaan.
Ketakutan.
Kelesuan.
Aku tulis pamplet ini
karena kawan dan lawan adalah saudara
Di dalam alam masih ada cahaya.
Matahari yang tenggelam diganti rembulan.
Lalu besok pagi pasti terbit kembali.
Dan di dalam air lumpur kehidupan,
aku melihat bagai terkaca :
ternyata kita, toh, manusia !
Pejambon Jakarta 27 April 1978
..
WS RENDRA
WS Rendra (Willibrordus Surendra Bawana Rendra)
dilahirkan di Solo, Jawa Tengah pada tanggal 7 November 1935 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 74 tahun, adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967. Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik, kemudian ia mendirikan Bengkel Teater Rendra di Depok, pada bulan Oktober 1985. Semenjak masa kuliah ia sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.
Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah penari serimpi di keraton Surakarta. Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya.
Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu ia sudah mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis puisi, cerita pendek dan drama untuk berbagai kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga piawai di atas panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya, dan terutama tampil sebagai pembaca puisi yang sangat berbakat.
Ia pertama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952 melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 60-an dan tahun 70-an.
"Kaki Palsu" adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di SMP, dan “Orang-Orang di Tikungan Jalan” adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.
Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India.
Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival (1995).
Pada tahun 1967, sepulang dari Amerika Serikat, ia mendirikan Bengkel Teater yang sangat terkenal di Indonesia dan memberi suasana baru dalam kehidupan teater di tanah air. Namun sejak 1977 ia mendapat kesulitan untuk tampil di muka publik baik untuk mempertunjukkan karya dramanya maupun membacakan puisinya. Kelompok teaternyapun tak pelak sukar bertahan. Untuk menanggulangi ekonominya Rendra hijrah ke Jakarta, lalu pindah ke Depok. Pada 1985, Rendra mendirikan Bengkel Teater Rendra yang masih berdiri sampai sekarang dan menjadi basis bagi kegiatan keseniannya.
Bengkel teater ini berdiri di atas lahan sekitar 3 hektar yang terdiri dari bangunan tempat tinggal Rendra dan keluarga, serta bangunan sanggar untuk latihan drama dan tari. Di lahan tersebut tumbuh berbagai jenis tanaman yang dirawat secara asri, sebagian besar berupa tanaman keras dan pohon buah yang sudah ada sejak lahan tersebut dibeli, juga ditanami baru oleh Rendra sendiri serta pemberian teman-temannya. Puluhan jenis pohon antara lain, jati, mahoni, ebony, bambu, turi, mangga, rambutan, jengkol, tanjung, singkong dan lain-lain.
Penghargaan
Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954)
Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956)
Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970)
Hadiah Akademi Jakarta (1975)
Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976)
Penghargaan Adam Malik (1989)
The S.E.A. Write Award (1996)
Penghargaan Achmad Bakri (2006).
Pada usia 24 tahun, ia menemukan cinta pertama pada diri Sunarti Suwandi. Dari wanita yang dinikahinya pada 31 Maret 1959 itu, Rendra mendapat lima anak: Theodorus Setya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Clara Sinta. Satu di antara muridnya adalah Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat, putri darah biru Keraton Yogyakarta, yang bersedia lebur dalam kehidupan spontan dan urakan di Bengkel Teater. Tugas Jeng Sito, begitu panggilan Rendra kepadanya, antara lain menyuapi dan memandikan keempat anak Rendra-Sunarti.
Ujung-ujungnya, ditemani Sunarti, Rendra melamar Sito untuk menjadi istri kedua, dan Sito menerimanya. Dia dinamis, aktif, dan punya kesehatan yang terjaga, tutur Sito tentang Rendra, kepada Kastoyo Ramelan dari Gatra. Satu-satunya kendala datang dari ayah Sito yang tidak mengizinkan putrinya, yang beragama Islam, dinikahi seorang pemuda Katolik. Tapi hal itu bukan halangan besar bagi Rendra. Ia yang pernah menulis litani dan mazmur, serta memerankan Yesus Kristus dalam lakon drama penyaliban Cinta dalam Luka, memilih untuk mengucapkan dua kalimat syahadat pada hari perkawinannya dengan Sito, 12 Agustus 1970, dengan saksi Taufiq Ismail dan Ajip Rosidi.
Peristiwa itu, tak pelak lagi, mengundang berbagai komentar sinis seperti Rendra masuk Islam hanya untuk poligami. Terhadap tudingan tersebut, Rendra memberi alasan bahwa ketertarikannya pada Islam sesungguhnya sudah berlangsung lama. Terutama sejak persiapan pementasan Kasidah Barzanji, beberapa bulan sebelum pernikahannya dengan Sito. Tapi alasan yang lebih prinsipil bagi Rendra, karena Islam bisa menjawab persoalan pokok yang terus menghantuinya selama ini: kemerdekaan individual sepenuhnya. Saya bisa langsung beribadah kepada Allah tanpa memerlukan pertolongan orang lain. Sehingga saya merasa hak individu saya dihargai, katanya sambil mengutip ayat Quran, yang menyatakan bahwa Allah lebih dekat dari urat leher seseorang.
Toh kehidupannya dalam satu atap dengan dua istri menyebabkan Rendra dituding sebagai haus publisitas dan gemar popularitas. Tapi ia menanggapinya dengan ringan saja. Seperti saat ia menjamu seorang rekannya dari Australia di Kebun binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Ketika melihat seekor burung merak berjalan bersama dua betinanya, Rendra berseru sambil tertawa terbahak-bahak, Itu Rendra! Itu Rendra!. Sejak itu, julukan Burung Merak melekat padanya hingga kini. Dari Sitoresmi, ia mendapatkan empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati.
Sang Burung Merak kembali mengibaskan keindahan sayapnya dengan mempersunting Ken Zuraida, istri ketiga yang memberinya dua anak: Isaias Sadewa dan Mikriam Supraba. Tapi pernikahan itu harus dibayar mahal karena tak lama sesudah kelahiran Maryam, Rendra diceraikan Sitoresmi pada 1979, dan Sunarti pada tahun 1981.
Sejak tahun 1977 ketika ia sedang menyelesaikan film garapan Sjumanjaya, "Yang Muda Yang Bercinta" ia dicekal pemerintah Orde Baru. Semua penampilan di muka publik dilarang. Ia menerbitkan buku drama untuk remaja berjudul "Seni Drama Untuk Remaja" dengan nama Wahyu Sulaiman. Tetapi di dalam berkarya ia menyederhanakan namanya menjadi Rendra saja sejak 1975.
Budayawan dan penyair WS Rendra meninggal dunia dalam usia 74 tahun pada Kamis sekitar pukul 21:30 WIB setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok Jawa Barat.
Senin, 24 Januari 2011
Bersyukur Dapat Page Rank 1
Tiada menduga hati dan tiada mengira juga, setelah sekian waktu akhirnya blog saya ini berhasil mendapatkan page rank 1. Ya meski cuma 1, namun itu sangat berharga bagi saya.
Memang bukan page rank tujuan utama dari pembuatan blog ini, karena tujuan utama saya membuat blog ini adalah sebagai media bagi saya dalam menulis dan mengungkapkan apa yang saya lihat, dengar dan rasakan.
Tetapi bagaimanapun, page rank merupakan salah satu tolak ukur dari pentingnya blog kita di dunia maya ini.
Terima kasih kepada semua sahabat yang selama ini berkenan berkunjung dan silahturrahim disini serta menjalin persahabatan dengan saya.
Keep spirit & Happy blogging .. :-)
...
Memang bukan page rank tujuan utama dari pembuatan blog ini, karena tujuan utama saya membuat blog ini adalah sebagai media bagi saya dalam menulis dan mengungkapkan apa yang saya lihat, dengar dan rasakan.
Tetapi bagaimanapun, page rank merupakan salah satu tolak ukur dari pentingnya blog kita di dunia maya ini.
Terima kasih kepada semua sahabat yang selama ini berkenan berkunjung dan silahturrahim disini serta menjalin persahabatan dengan saya.
Keep spirit & Happy blogging .. :-)
...
Minggu, 23 Januari 2011
BIJAKKAN MASA LALU
relakan terendap bijak apa yang teringat
jika hanya kan semakin nelangsakan hati
pudarkan saja memori lara itu
jika buatmu terbenam lumpur gelisah
kau tak bisa hidup di masa lalu
usah kau tersenyum tuk terluka
kau takkan bisa memetik bintang
namun kau kan sanggup binarkan kilaunya
ucapkan santun tuk sisi silammu
aku jadikanmu
pengalaman terbaik
pemahaman terdalam
bekal bermakna
masa lalu ..
terima kasih telah mewarnai kanvas hidupku
...
jika hanya kan semakin nelangsakan hati
pudarkan saja memori lara itu
jika buatmu terbenam lumpur gelisah
kau tak bisa hidup di masa lalu
usah kau tersenyum tuk terluka
kau takkan bisa memetik bintang
namun kau kan sanggup binarkan kilaunya
ucapkan santun tuk sisi silammu
aku jadikanmu
pengalaman terbaik
pemahaman terdalam
bekal bermakna
masa lalu ..
terima kasih telah mewarnai kanvas hidupku
...
Label:
Rangkai Kata,
Renungan,
RUANG BIJAK
Rabu, 12 Januari 2011
BULAN MURAM
sebentuk bulan mengapung gamang
menekuk muka
menyimpan purnamanya
mengerut keriput dalam galau
pijaran datar tak berasa benderang
sekedar tunaikan bakti tanpa hati
cahayamu tak binarkan paras malam
namun semakin senyapkan kesepian ini
bergumamlah lirih
biar ku tahu kau tak bisu
berbisiklah lembut
biar ku rasa kau tetap bermakna
...
menekuk muka
menyimpan purnamanya
mengerut keriput dalam galau
pijaran datar tak berasa benderang
sekedar tunaikan bakti tanpa hati
cahayamu tak binarkan paras malam
namun semakin senyapkan kesepian ini
bergumamlah lirih
biar ku tahu kau tak bisu
berbisiklah lembut
biar ku rasa kau tetap bermakna
...
Kamis, 06 Januari 2011
TENANGLAH SAYANG
maafkan sayang
jika ulas senyumku masih seadanya
belumlah lepas lega
aku kan jawabmu
haturan tanyaku tak selayaknya kau diamkan
mengapa kau simpan rembulanmu
ketika malamku temaram
mengapa kau sembunyikan bintang
saat ku mengharap kilaunya
ijinkanlah aku
perlahan memahami semua ini
belajar menelaah aksara hatimu
mengerti maksud baikmu
percaya padaku
ini hanya tentang waktu
senyumku kan kembali menemanimu
jika ulas senyumku masih seadanya
belumlah lepas lega
aku kan jawabmu
haturan tanyaku tak selayaknya kau diamkan
mengapa kau simpan rembulanmu
ketika malamku temaram
mengapa kau sembunyikan bintang
saat ku mengharap kilaunya
ijinkanlah aku
perlahan memahami semua ini
belajar menelaah aksara hatimu
mengerti maksud baikmu
percaya padaku
ini hanya tentang waktu
senyumku kan kembali menemanimu
Rabu, 05 Januari 2011
DALAM PELUKAN KALUT
meredam kalut
merantai seluruh gerakku
sekujur raga terasa merapuh
bagai kayu lapuk termakan waktu
seakan jiwa terpasung lumpuh
duduk bersimpuh tanpa tahu haluan
apa yang seharusnya kulakukan
kemana semestinya ku melangkah
seolah tirai gulita
menutup pelupuk hatiku
selimut sang gulana
serasa erat mendekapku
setitik sinar terang
sungguh tercitakan
tuk memandu langkah ini
setangkai bunga asa
sungguh terimpikan
mewangikan relung hampaku
...
merantai seluruh gerakku
sekujur raga terasa merapuh
bagai kayu lapuk termakan waktu
seakan jiwa terpasung lumpuh
duduk bersimpuh tanpa tahu haluan
apa yang seharusnya kulakukan
kemana semestinya ku melangkah
seolah tirai gulita
menutup pelupuk hatiku
selimut sang gulana
serasa erat mendekapku
setitik sinar terang
sungguh tercitakan
tuk memandu langkah ini
setangkai bunga asa
sungguh terimpikan
mewangikan relung hampaku
...
Langganan:
Postingan (Atom)