bintang bertebaran mengitari langit benak
menguasai waktu dalam baiknya
kupu-kupu berterbangan kelilingi jagad kecilku
turut bersuka dalam anggunnya
melayarkan biduk menuju peraduannya
letihku terlunasi sekuntum senyuman itu
merekah menyanjung rasa dinanti
ganjil hati beranjak tergenapi
tak lagi terbawa arus labil perasaan itu
engkau bukan fanaku
yakiniku apa yang telah terpilih
engkau teduhan rindangku
tempatku nyaman sandarkan segalaku
memahat aksara pada semesta hati
engkau hidupkan hidupku
Jumat, 25 Februari 2011
Selasa, 15 Februari 2011
PINJAM HATIMU
salut tersampaikan
pun kagum mengindahkan
tatkala tersaji hati nan rupawan
tercerminkan dalam lisan yang menyejukkan
berhiaskan santunnya perilaku
berilmu langit jejak tetap membumi
naluri berbagi tak beralas pamrih
tak silau pujian
selalu kembalikan semua pada kuasa-Nya
tak terhitung insan
haturkan beragam sanjungan
namun engkau senantiasa terpeluk tawadlu
bolehkah aku pinjam hatimu kawan?
pun kagum mengindahkan
tatkala tersaji hati nan rupawan
tercerminkan dalam lisan yang menyejukkan
berhiaskan santunnya perilaku
berilmu langit jejak tetap membumi
naluri berbagi tak beralas pamrih
tak silau pujian
selalu kembalikan semua pada kuasa-Nya
tak terhitung insan
haturkan beragam sanjungan
namun engkau senantiasa terpeluk tawadlu
bolehkah aku pinjam hatimu kawan?
Sabtu, 05 Februari 2011
MENJAGA ASA
dalam dekapan malam
kita berbincang mesra
dalam peluk pengertian
kita selaraskan beda
dalam telaga rindu
kita mendayung syahdu
dalam kecupan cemburu
kita menjaga rasa
dalam senandung jiwa
kita merdukan nada sumbang
mungkin
kita tak selalu seiya sekata
terkadang juga
terlalu rajakan ego kita
membuka lebar ruang hati
saling memberi menerima
memahami ragam warna diri
saling mengisi melengkapi
menjaga prasasti asa kita yang telah terikrarkan
kita berbincang mesra
dalam peluk pengertian
kita selaraskan beda
dalam telaga rindu
kita mendayung syahdu
dalam kecupan cemburu
kita menjaga rasa
dalam senandung jiwa
kita merdukan nada sumbang
mungkin
kita tak selalu seiya sekata
terkadang juga
terlalu rajakan ego kita
membuka lebar ruang hati
saling memberi menerima
memahami ragam warna diri
saling mengisi melengkapi
menjaga prasasti asa kita yang telah terikrarkan
Jumat, 04 Februari 2011
INIKAH INDONESIA KITA ?
akumulasi nelangsa
tergambarkan begitu rupa
tak cukup retorika
pulihkan realita tak wajar ini
warna kesenjangan
kian menajam hitam dan putih
ada mereka
yang berlomba menumpuk materi hingga apapun sanggup terbeli
ada mereka
yang tertatih mengais keping recehan berjuang menyambung hidupnya
ada mereka
yang menangis sedih kehilangan materi yang bertahun terhimpun di lumbung hartanya
ada mereka
yang menangis pedih tak mampu sekedar penuhi nafkah sehari-hari anak istrinya
ada mereka
yang begitu mudahnya tuk dapatkan kenaikan gaji yang sebenarnya telah berlimpah
ada mereka
yang harus membanting tulang berjuang demi sesuap nasi pertahankan hidupnya
ada mereka
yang bisa berleha-leha ria berkelana bebas meski tengah di balik terali besi
ada mereka
yang hanya bisa menikmati sempit dan pengapnya ruangan bui tak manusiawi
miskin kaya memang realita
yang pasti selalu ada setiap masa
namun jangan biarkan
si miskin kian tersisih tak berarti
si kaya semakin berfoya menggurita
ada banyak kisah tentang mereka dan mereka
takkan cukup ruang dan kata
tuk mengungkapkan semua
segalanya terpampang begitu nyata
Inikah Indonesia ku?
Indonesia mu?
Indonesia kita?
...
tergambarkan begitu rupa
tak cukup retorika
pulihkan realita tak wajar ini
warna kesenjangan
kian menajam hitam dan putih
ada mereka
yang berlomba menumpuk materi hingga apapun sanggup terbeli
ada mereka
yang tertatih mengais keping recehan berjuang menyambung hidupnya
ada mereka
yang menangis sedih kehilangan materi yang bertahun terhimpun di lumbung hartanya
ada mereka
yang menangis pedih tak mampu sekedar penuhi nafkah sehari-hari anak istrinya
ada mereka
yang begitu mudahnya tuk dapatkan kenaikan gaji yang sebenarnya telah berlimpah
ada mereka
yang harus membanting tulang berjuang demi sesuap nasi pertahankan hidupnya
ada mereka
yang bisa berleha-leha ria berkelana bebas meski tengah di balik terali besi
ada mereka
yang hanya bisa menikmati sempit dan pengapnya ruangan bui tak manusiawi
miskin kaya memang realita
yang pasti selalu ada setiap masa
namun jangan biarkan
si miskin kian tersisih tak berarti
si kaya semakin berfoya menggurita
ada banyak kisah tentang mereka dan mereka
takkan cukup ruang dan kata
tuk mengungkapkan semua
segalanya terpampang begitu nyata
Inikah Indonesia ku?
Indonesia mu?
Indonesia kita?
...
Label:
curhat,
Rangkai Kata,
Renungan
YANG TELAH BERLALU
takkan ku biarkan engkau terus bertahta
erosikan dinding setiaku padanya
kau tetaplah terpandang begitu indah
meski kini bukanlah yang terindah
telah ada dirinya yang bertahta di singgasana hatiku
menempati ruang termegah di istanaku
kau telah berlalu
namun kau takkan terlupakan
kau masihlah disini
bersemayam tenang di pusara masa silamku
erosikan dinding setiaku padanya
kau tetaplah terpandang begitu indah
meski kini bukanlah yang terindah
telah ada dirinya yang bertahta di singgasana hatiku
menempati ruang termegah di istanaku
kau telah berlalu
namun kau takkan terlupakan
kau masihlah disini
bersemayam tenang di pusara masa silamku
Langganan:
Postingan (Atom)